BANDA ACEH — Dalam rangka memberikan update kegiatan hulu migas di Provinsi Aceh, Perwakilan SKK Migas Sumbagut dan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) melakukan silaturahmi dan kunjungan kerja kepada Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Selasa (21/9) di Kantor Gubernur Aceh.
Terbaru, SKK Migas
menyampaikan rencana dan progress eksplorasi pengeboran 3 sumur NSO-R2, NSO-S2 dan NSO-XLLL di lepas pantai (offshore) yang berjarak sekitar 100 KM dari Lhokseumawe. Sumur eksplorasi tersebut direncanakan mulai dibor pada akhir November 2021.
Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah penghasil migas di Indonesia. Keberadaan Migas di Aceh merupakan bagian penting industri hulu migas di Indonesia. Sejak beberapa dekade terakhir produksi KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) di wilayah Aceh cenderung turun.
Karena itu, KKKS sebagai perusahaan operator negara yang memegang wilayah kerja di darat atau lepas pantai offshore, terus berusaha mencari sumber cadangan-cadangan migas baru di Provinsi Aceh.
Dalam prosesnya sendiri, SKK Migas juga bersinergi dengan BPMA, dalam hal koordinasi dan komunikasi dengan Pemerintah Daerah. Sesuai kewenangannya, di bawah 12 mil laut kewenangan pengelolaan migas berada di Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA). Sedangkan di atas 12 mil laut kewenangan pengelolaan di bawah SKK Migas.
Gubernur Aceh Nova Iriansyah, dalam pertemuan tersebut menyampaikan bahwa Pemerintah Aceh pada prinsipnya mendukung kegiatan hulu migas di Provinsi Aceh. Melalui adanya pemboran tersebut, kata dia diharapkan akan meningkatkan investasi dan benefit lainnya bagi masyarakat.
“Pemerintah Aceh mendukung langkah yang dilakukan SKK Migas, BPMA dan KKKS dalam upaya melakukan pencarian minyak di lepas pantai Aceh. Kami berharap pengeboran eksplorasi ini dapat berhasil dan menemukan cadangan migas yang baru,” katanya.
Ia juga berharap agar BPMA dapat berperan menjadi katalisator dalam komunikasi bersama stakeholder dan pemangku kepentingan di daerah.
Dalam upaya mencari cadangan migas yang baru, SKK Migas bersama KKKS Wilayah Aceh terus bersinergi dengan pemangku kepentingan baik di level provinsi maupun kabupaten/kota.
SKK Migas bersama KKKS Pertamina Hulu Rokan Zona 1 telah melakukan koordinasi dan komunikasi bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, dan Lhokseumawe. Setelah awal tahun lalu, juga berkoordinasi dengan Gubernur Aceh untuk menyampaikan rencana dan progress eksplorasi pengeboran 3 sumur NSO-R2, NSO-S2 dan NSO-XLLL di lepas pantai (offshore) yang berjarak sekitar 100 KM dari Lhokseumawe. Sumur eksplorasi tersebut direncanakan mulai dibor pada akhir November 2021
Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus, dalam pertemuan tersebut menyampaikan bahwa SKK Migas dan KKKS, khususnya di Provinsi Aceh sedang berusaha mencari cadangan migas yang baru untuk mendukung tercapainya target satu juta barel di tahun 2030 yang merupakan target dari pemerintah.
Kata dia, SKK Migas bersama KKKS sedang gencar untuk melakukan eksplorasi untuk menambah cadangan migas, tahun ini Pertamina Hulu Rokan Zona 1 akan mengebor 3 sumur. Tahun depan direncanakan Premier Oil Andaman Ltd yang akan melakukan pengeboran 1 hingga 2 sumur yang lokasinya berada di perbatasan laut NKRI.
“Tentunya ini membutuhkan dukungan semua pihak. Sesuai ketentuan bahwa KKKS yang akan melakukan pengeboran akan melaksanakan sosialisasi sebelum kegiatan baik di darat maupun laut. Untuk Pertamina Hulu Rokan Zona 1 sudah dilaksanakan. Hal yang sama juga akan dilaksanakan oleh Premier Oil Andaman Ltd nantinya,” ujar Rikky.
Wakil Kepala BPMA, Muhammad Najib dalam kesempatan yang sama juga siap mendukung upaya yang dilakukan Pertamina Hulu Rokan Zona 1 dalam mencari cadangan migas.
“Kami juga intens berkomunikasi dengan SKK Migas Sumbagut dalam memitigasi persoalan yang mungkin dihadapi, sehingga para investor dapat nyaman berinvestasi dan bekerja di Aceh. BPMA siap menjadi katalisator bersama stakeholder daerah dalam menunjang keberhasilan operasi hulu migas di Provinsi Aceh,” ujar Najib.
Upaya Mencari Cadangan Migas Baru
Tidak hanya Pertamina Hulu Rokan Zona 1, upaya mencari cadangan migas yang baru juga akan dilakukan oleh KKKS Premier Oil Andaman Ltd. Wilayah Kerja Andaman II terletak di daerah lepas pantai Laut Andaman Selatan di lepas pantai Aceh, Indonesia. Wilayah Kerja Andaman II ini berada di laut lepas (offshore), sekitar 150 km dari daratan Kabupaten Bireuen dan Kota Lhokseumawe.
Sejak beberapa tahun lalu, Premier Oil Andaman Ltd bersama SKK Migas telah melakukan koordinasi kepada berbagai stakeholder di Provinsi Aceh. Premier Oil Andaman akan melakukan pengeboran eksplorasi pada tahun 2022.
Ia menyampaikan saat ini kegiatan yang baru dilakukan Premier Oil Andaman Ltd adalah persiapan pra pengeboran, yakni multiclient 3rd party 3D seismic. Beberapa langkah-langkah persiapan terkait program pengeboran secara intensif tengah dipersiapkan Premier Oil Andaman Ltd bersama tim teknis SKK Migas.
“Saat ini SKK Migas dan Premier Oil Andaman Ltd sedang dalam proses mempersiapkan rencana pengeboran yang akan dilaksanakan pada tahun 2022. Sebelum pelaksanaan kegiatan pengeboran nantinya, kami bersama KKKS juga akan kembali mengupdate dan melakukan silaturrahmi dan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat,” ujar Kepala Departemen Humas SKK Migas Sumbagut, Yanin Kholison.
Hal tersebut juga didukung Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Mahdinur. Menurut Mahdinur, untuk kegiatan diatas 12 mil merupakan kewenangan pusat. Namun demikian diharapkan dengan adanya kegiatan pengeboran ini daerah tetap mendapat perkembangan informasi melalui sosialisasi, sehingga pemerintah daerah dapat membantu memberikan dukungan kelancaran kegiatan dan memberi informasi kepada publik di Aceh.
Sebelumnya 2019, SKK Migas bersama Premier Oil Andaman Ltd, aktif melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah di antaranya bersama Bupati Aceh Utara, Bireuen dan Lhokseumawe, pada akhir 2018, yang kemudian dilanjutkan dengan Safari Ramadan di 2019 dengan jajaran Pemda Bireuen, serta kunjungan kepada Gubernur Provinsi Aceh pada September 2019.
Selain itu, Premier Oil Andaman Ltd juga berkunjung ke Kantor BPMA, Banda Aceh dan melakukan site visit ke Arun di Lhokseumawe yang saat ini dioperasikan oleh PT. Perta Arun Gas. Selanjutnya, SKK Migas dan Premier Oil Andaman Ltd juga telah melakukan kegiatan program pengembangan masyarakat melalui kegiatan kuliah umum dan sosialisasi di kampus Unsyiah dan UIN Ar Raniry pada April 2019, kegiatan kuliah umum bersama Universitas Al-Muslim di November 2019.
Di akhir 2019, pada Desember, Premier Oil Andaman Ltd melaksanakan kunjungan/site visit ke Pelabuhan CT 3 Sabang bersama SKK Migas Sumbagut dan Perwakilan Dirjen Migas, KESDM. Tahun ini, bersama Migas Center yang diiinisiasi SKK Migas dan BPMA di Universitas Malikussaleh, Premier Oil Andaman Ltd turut mendukung kegiatan webinar edukasi dan lomba penulisan ilmiah bagi mahasiswa.
Rangkaian kegiatan tersebut merupakan upaya berkelanjutan SKK Migas dan KKKS Premier Oil Andaman Ltd dalam berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan di daerah dalam rangka mendukung operasional kegiatan Premier Oil Andaman Ltd di laut Aceh.
Wilayah Kerja Andaman II sendiri berada ujung perbatasan terluar NKRI yang berbatasan langsung dengan beberapa negara seperti Thailand dan Malaysia. Keberadaan WK Andaman II ini juga diharapkan dapat menjadi indikator dalam mengawal kedaulatan NKRI di wilayah perbatasan.
Kunjungan kerja dan silaturahmi tersebut diikuti Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus didampingi Kepala Departemen Humas Yanin Kholison, Wakil Kepala BPMA, Muhammad Najib didampingi Deputi Perencanaan Muhammad Mulyawan, dan General Manager Pertamina Hulu Rokan Zona 1 Ani Surakhman, Senior Manager Relation Pertamina Regional 1 Sumatera Yudhi Nugraha. (IA)