Selain pendekatan teknis, PLN juga mengandalkan peta geopasial berbasis GIS untuk memetakan dusun-dusun yang belum berlistrik, seperti Buntul Saraine (Bener Meriah), Perabis (Aceh Singkil), dan Pucok Lala (Pidie).
Sebagian besar masuk dalam kategori wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), dengan akses yang membutuhkan waktu tempuh lebih dari 3 jam dari pusat kabupaten.
Langkah ini pun mendapat dukungan penuh dari Dinas ESDM Provinsi Aceh, yang menilai program ini sejalan dengan misi pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.
“Akses listrik adalah hak dasar, bukan lagi kemewahan. Kami akan mendampingi dan mendukung proses implementasinya agar masyarakat di dusun-dusun terpencil juga merasakan manfaatnya,” ujar Kepala Dinas ESDM Aceh, Taufik ST MSi.
Dengan target 100% dusun berlistrik pada 2027, PLN berharap inisiatif ini dapat menjadi pendorong keadilan sosial, peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh wilayah Aceh.
“Tidak ada medan yang terlalu berat jika niat kita untuk menerangi negeri, insya Allah ini akan menjadi amal jariyah bagi kita semua,” pungkas Mundhakir.