“Kami menyadari sektor perikanan salah satu penggerak ekonomi masyarakat pesisir. Karena itu, Pertamina tidak hanya hadir melalui distribusi energi, tetapi juga lewat program tanggung jawab sosial yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Program ini sejalan dengan target pembangunan berkelanjutan, khususnya mendukung pencapaian SDG 1 (Tanpa Kemiskinan), SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta SDG 14 (Ekosistem Laut). Harapan kami, kelompok binaan dapat menjadi contoh dalam penerapan budidaya berkelanjutan dan memperluas dampak positif ke wilayah lain,” jelas Fahrougi.
Pemko Lhokseumawe mengapresiasi langkah Pertamina. Staf Ahli Wali Kota Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Bukhari menyampaikan program ini sejalan dengan visi pembangunan Kota Lhokseumawe dalam memperkuat sektor perikanan budidaya.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada Pertamina atas inisiatif ini, dan berharap kelompok binaan dapat berkembang dan berkelanjutan sehingga menjadi percontohan bagi petambak lainnya,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pengukuhan kelompok tani tambak binaan sebagai bentuk penguatan kelembagaan masyarakat, agar lebih solid dalam mengelola tambak secara kolektif dan memastikan keberlanjutan program di tingkat lokal.
Salah satu perwakilan kelompok binaan Muhrizal, menegaskan manfaat program. “Dulu kami sering mengalami kegagalan panen karena kualitas air menurun. Dengan adanya pendampingan, kami kini paham cara menjaga stabilitas kualitas air, panen lebih terjaga, biaya pakan bisa ditekan, dan pendapatan meningkat. Kami berharap program ini terus berlanjut,” harapnya.
Acara launching dihadiri Plt Kadis Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Pangan Kota Lhokseumawe, Bappeda, Muspika, akademisi Universitas Malikussaleh, serta perangkat desa Gampong Padang Sakti.