BANDA ACEH — Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, pada Jum’at (5/8/2022), merilis pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan II 2022.
Dalam laporannya, BPS menyebutkan pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas triwulan II-2022 terhadap triwulan II-2021 tumbuh sebesar 4,36 persen (y-on-y).
Hal itu kembali menempatkan pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan II berada di urutan paling rendah dari daftar 10 provinsi di Pulau Sumatera.
BPS dalam laporannya menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Sumatera pada triwulan II-2022 secara y-on-y mengalami pertumbuhan sebesar 4,95 persen dibandingkan dengan triwulan II-2021.
Berdasarkan wilayah regional Sumatera, semua wilayah mengalami pertumbuhan.
Provinsi Jambi merupakan provinsi dengan pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 5,41 persen, diikuti oleh Provinsi Lampung sebesar 5,22 persen dan Provinsi Bangka Belitung sebesar 5,21 persen, Provinsi Sumatera Selatan tumbuh 5,18 persen.
Sumatera Barat tumbuh sebesar 5,08 persen, Kepulauan Riau tumbuh 5,01 persen, Riau tumbuh 4,88 persen, Bengkulu tumbuh 4,76 persen, dan Sumatera Utara tumbuh sebesar 4,70 persen.
“Sementara Provinsi Aceh sendiri mengalami pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 4,36 persen dengan migas dan tanpa migas tumbuh 2,48 persen,” kata Koordinator Tim Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Aceh Tasdik Ilhamudin SSi MSi, dalam penjelasannya di Banda Aceh, Jum’at (5/8).
Dijelaskannya, Perekonomian Aceh Triwulan II 2022 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 51,79 triliun dengan migas dan tanpa migas adalah sebesar Rp 48,21 triliun.
Sementara itu PDRB atas harga konstan dengan migas adalah sebesar Rp34,54 triliun dan tanpa migas adalah sebesar Rp32,84 triliun.
Lapangan usaha yang mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi di antaranya terjadi pada administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 18,96 persen, jasa perusahaan sebesar 8,69 persen dan penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 8,49 persen.
Penurunan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa keuangan sebesar 25,29 persen, dan konstruksi sebesar 2,54 persen.