Pertumbuhan Ekonomi Aceh Triwulan II Melambat, di Bawah Nasional dan Sumatera
BANDA ACEH — Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat, perekonomian di Provinsi Aceh pada triwulan II 2023 tumbuh melambat sebesar 4,37, bila dibandingkan capaian pada triwulan I 2023 kemarin yang tumbuh 4,63 persen secara year on year (y-on-y).
Pertumbuhan ekonomi Aceh juga tercatat berada di bawah Nasional dan Sumatera.
Secara nasional pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2023 tercatat sebesar 5,17 persen dan Sumatera sebesar 4,90 persen.
“Ekonomi Aceh dengan migas triwulan II-2023 bila dibandingkan triwulan II2022 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 4,37 persen. Sementara y-on-y tanpa migas mengalami pertumbuhan sebesar 5,69 persen,” ujar Kepala BPS Aceh Ahmadriswan Nasution dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik, Senin (7/8/2023).
Ia menjelaskan, dari sisi produksi pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha konstruksi sebesar 11,95 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi ada di komponen pengeluaran konsumsi pemerintah, yaitu mencapai 23,20 persen.
Pertumbuhan terjadi pada semua komponen pengeluaran, kecuali komponen Ekspor Barang dan Jasa yang menurun sebesar -2,77 persen.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yaitu mencapai 23,20 persen, diikuti oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT), dan komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) yang masing-masing tumbuh sebesar 6,89 persen, 4,81 persen dan 3,31 persen.
Sementara itu, Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang PDRB menurut pengeluaran tumbuh sebesar 4,66 persen.
Perekonomian Aceh triwulan II-2023 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 55,88 triliun dengan migas dan tanpa migas adalah sebesar Rp 53,68 triliun.
Sementara itu PDRB atas harga konstan dengan migas adalah sebesar Rp 36,08 triliun dan tanpa migas adalah sebesar Rp34,74 triliun.
Ekonomi Aceh dengan migas triwulan II-2023 bila dibandingkan triwulan I-2023 (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 3,08 persen. Sementara q-to-q tanpa migas mengalami pertumbuhan sebesar 3,16 persen. Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 16,94 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi ada di komponen pengeluaran konsumsi pemerintah, yaitu mencapai 93,99 persen.
Ekonomi Aceh semester I-2023 terhadap semester I-2022 (c-to-c) tumbuh sebesar 4,49 persen dengan migas, sementara tanpa migas tumbuh sebesar 5,73 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha konstruksi sebesar 9,90 persen. Dari sisi pertumbuhan tertinggi ada di komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 15,32 persen.
Di pulau Sumatera, pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan II 2023 merupakan yang terendah ketiga.
Provinsi yang mengalami pertumbuhan paling rendah berturut-turut adalah Provinsi Lampung yaitu mencapai 4,00 persen dan Provinsi Bengkulu sebesar 4,18 persen. Sementara Provinsi Aceh sendiri mengalami pertumbuhan sebesar 4,37 persen.
Berdasarkan wilayah regional Sumatera, Provinsi Sumatera Selatan merupakan provinsi dengan pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 5,24 persen, diikuti Sumatera Utara yaitu sebesar 5,19 persen dan Sumatera Barat sebesar 5,14 persen.
Provinsi Sumatera Utara dan Riau mendominasi struktur perekonomian pulau Sumatera secara spasial pada triwulan II-2023 dengan memberikan kontribusi masingmasing sebesar 23,31 persen dan 21,91 persen terhadap PDRB.
Sedangkan Provinsi Bengkulu memberikan kontribusi terkecil yaitu sebesar 2,18 persen. Sementara itu, Provinsi Aceh memberikan kontribusi sebesar 5,00 persen terhadap PDRB Sumatera pada triwulan II-2023.
Pertumbuhan ekonomi Sumatera pada triwulan II-2023 dibandingkan triwulan II2022 (y-on-y) mengalami pertumbuhan mencapai 4,90 persen. (IA)