Banda Aceh, Infoaceh.net — Produksi padi di Provinsi Aceh sepanjang tahun 2025 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan data sementara hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) yang dilakukan hingga September 2025, total produksi padi Aceh tahun ini mencapai 1,75 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), atau naik 5,43 persen dibandingkan produksi tahun 2024 yang sebesar 1,66 juta ton GKG.
Sementara itu, luas panen padi tahun 2025 juga menunjukkan tren positif, yaitu mencapai 307,29 ribu hektare, naik 2,02 persen atau setara 6,09 ribu hektare dibandingkan tahun 2024 yang seluas 301,20 ribu hektare.
Hal tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Tasdik Ilhamuddin, dalam rilis resmi, Senin, 3 November 2025.
“Kenaikan produksi dan luas panen ini menjadi sinyal positif bagi ketahanan pangan di Aceh. Meski masih bersifat angka sementara, data ini menunjukkan adanya peningkatan produktivitas pertanian padi di beberapa kabupaten sentra produksi,” jelas Tasdik.
Peningkatan Terjadi di Musim Panen Gadu dan Rendengan
Tasdik menjelaskan, pola produksi padi di Aceh tahun 2025 menunjukkan dua puncak panen utama, yaitu pada Maret–April dan September–Oktober, yang masing-masing berkontribusi signifikan terhadap total produksi tahunan.
Berdasarkan hasil survei, puncak tertinggi produksi tercatat pada Maret 2025 sebesar 294,61 ribu ton GKG, dengan luas panen mencapai 51,64 ribu hektare.
Puncak kedua terjadi pada Oktober 2025 dengan produksi 219,69 ribu ton GKG dan luas panen 37,82 ribu hektare.
“Kenaikan luas panen dan produksi pada musim tanam gadu dan rendengan tahun ini turut mendorong peningkatan total produksi tahunan. Beberapa kabupaten seperti Aceh Utara, Bireuen, dan Aceh Timur masih menjadi lumbung padi utama,” ujar Tasdik.
Faktor Pendorong Kenaikan Produksi
Menurut Tasdik, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi padi tahun ini, antara lain:
- Cuaca relatif mendukung di sebagian besar wilayah sentra pertanian.
Perbaikan jaringan irigasi dan intensifikasi pertanian yang dilakukan pemerintah daerah bersama petani.
Penerapan teknologi pertanian modern dan penggunaan benih unggul yang meningkatkan produktivitas.
“Kita melihat dampak nyata dari upaya peningkatan produktivitas lahan, termasuk penerapan program tanam serentak di beberapa kabupaten,” tambahnya.
Produksi Diperkirakan Masih Bisa Naik
Meskipun data yang dirilis BPS bersifat sementara hingga September 2025, Tasdik menegaskan bahwa produksi padi Aceh masih berpotensi meningkat setelah panen di triwulan IV selesai dihitung secara penuh pada Desember mendatang.
“Perkiraan produksi Oktober–Desember masih bersifat angka potensi, jadi hasil akhir kemungkinan sedikit lebih tinggi dari angka saat ini,” ungkapnya.
BPS Aceh juga mengingatkan agar peningkatan produksi ini dapat diikuti dengan peningkatan efisiensi rantai pasok dan penguatan cadangan beras daerah untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani maupun konsumen.
Kontribusi Aceh terhadap Produksi Nasional
Dengan capaian 1,75 juta ton GKG pada tahun 2025, Aceh diperkirakan menyumbang sekitar 2 persen dari total produksi padi nasional. Angka ini menempatkan Aceh sebagai salah satu provinsi penting dalam mendukung ketahanan pangan di wilayah barat Indonesia.
“Aceh terus berkontribusi dalam menjaga ketersediaan pangan nasional. Kita berharap pemerintah daerah tetap memperkuat sektor pertanian sebagai penopang utama ekonomi rakyat,” tutup Tasdik Ilhamuddin.



