BANDA ACEH – Upaya perubahan menyeluruh pelayanan perbankan di Aceh ke sistem syariah masih memerlukan waktu menuju kesempurnaan.
Hal itu disampaikan oleh Prof Dr Al Yasa’ Abubakar selaku Dewan Pengawas Syariah (DPS) PT Bank Aceh Syariah (BAS), di Banda Aceh, Kamis (12/8).
“Kami DPS, ingin mengingatkan, bahwa kepatuhan terhadap aturan dan ketentuan syariah, harus selalu ada dalam setiap membuat keputusan dan kebijakan, komitmen syariah ini sangat penting. Kami sangat terbuka dan siap membantu jika jajaran direksi membutuhkan penjelasan,” ujar Prof Al Yasa’.
Selain itu, lanjut Guru Besar UIN Ar Raniry ini, upaya sosialisasi peralihan sistem perbankan dari konvensional ke syariah tentu harus terus disampaikan kepada nasabah dan masyarakat luas.
“Namun demikian, semangat untuk menjalankan sistem perbankan syariah ini harus terus digaungkan dan disosialisasikan secara terus menerus di tengah masyarakat Aceh,” imbau Prof Al Yasa’.
Sementara itu, sesuai amanat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan instruksi Gubernur Aceh Nova Iriansyah selaku Pemegang Saham Pengendali PT Bank Aceh Syariah (BAS), berbagai pembenahan di semua lini terus dilakukan oleh bank syariah milik Pemerintah Aceh dan Kabupaten/kota ini.
Taqwallah, selaku Plt Komisaris Utama (Komut) PT BAS, optimis, dengan komitmen penuh seluruh pemangku kebijakan plus jajaran manajemen operasional di BAS, maka pada bulan September 2021, bank ini sudah memiliki standar baku, terutama terkait pelayanan prima kepada nasabah.
Hal itu disampaikan Taqwallah, saat membuka rapat presentasi dan pemaparan dari Kepala Kantor Pusat Operasi dan para Kepala Cabang PT BAS se-Aceh dan Sumatera Utara, yang digelar secara daring via konferensi video, di ruang rapat Sekda Aceh, Rabu (11/8).
“Dengan berbagai pembenahan yang sedang dan terus dilakukan ini, Insya Allah pada bulan September BAS sudah akan berjalan mulus. Sesuai amanat RUPS dan instruksi Pak Gubernur, pembenahan ke arah yang lebih baik harus kita lakukan, demi kepuasan nasabah dan seluruh masyarakat Aceh,” ujarnya.
Pada kegiatan yang berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan ini, turut hadir Direktur Utama BAS Haizir Sulaiman serta jajaran direksi lainnya.
Komisaris Independen Mirza Tabrani, Dewan Pengawas Syariah Prof Dr Syahrizal Abbas dan Prof Al Yasa’ Abubakar.
“Sesuai amanah RUPS, maka hari ini kita bertemu guna menggali informasi terkait apa saja kendala dan capaian di seluruh kantor BAS, baik KPO maupun kantor cabang di seluruh Aceh dan Sumatera Utara. Hasil assesment ini tentu menjadi modal berharga bagi upaya pembenahan BAS, karena tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan perbaikan,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu, Gubernur Aceh Nova Iriansyah, selaku Pemegang Saham Pengendali BAS, mendorong jajaran BAS melakukan tiga transformasi, yaitu transformasi budaya, tampilan dan bisnis.
Gubernur meyakini, semangat bersyariah dan transformasi ketiga hal tersebut akan membuat performa BAS lebih baik, bukan semata dari sisi bisnis, namun yang terpenting tentu saja pelayanan terhadap nasabah.
Karenanya, Taqwallah terus mendiskusikan berbagai upaya pembenahan dengan jajaran direksi BAS, yaitu terkait struktur, Sumber Daya Insani, Pengembangan, Produktifitas, penanganan pembiayaan macet, penerapan Gerakan BEREH dan terkait syariah. (IA)