Ia juga meminta pemerintah kabupaten untuk lebih aktif dalam memberikan pembinaan kepada para pengrajin.
Selain itu, Safriati mengajak para pengrajin memanfaatkan kemajuan teknologi digital sebagai alat promosi dan pemasaran produk kerajinan mereka, sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
Dalam arahannya, Safriati menekankan pentingnya pembentukan koperasi bagi pengrajin. Menurutnya, dengan adanya koperasi, para pengrajin akan memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah, serta lebih mudah menggandeng mitra seperti perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) atau lembaga lainnya, karena mereka sudah tergabung dalam wadah yang berbadan hukum.
Sementara Pj Ketua Dekranasda Aceh Besar, Cut Rezky Handayani menyebutkan bahwa di desa tersebut terdapat 63 pengrajin yang tergabung dalam 10 kelompok.
Ia berharap pembinaan yang diberikan kepada para pengrajin dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Harapan saya, desa ini dapat menjadi ikon kerajinan rotan, dan semoga sentra kerajinan rotan di sini menjadi salah satu yang terbaik di Aceh, sekaligus menjadi destinasi wisata yang menarik,” pungkas Cut Rezky.
Acara ditutup peninjauan berbagai hasil kerajinan rotan yang dipajang di lokasi. Ragam hasil kerajinan itu di antaranya keranjang, kursi, tudung saji, rak serbaguna, hiasan dinding anyaman, dan sejumlah lainnya.
Selain itu juga dilakukan peninjauan langsung proses pengolahan rotan yang dilakukan secara tradisional oleh para pengrajin di desa itu.