Itu sebabnya, pria Aceh yang memiliki banyak bisnis di luar negeri berharap para pengusaha harus mampu menjembatani para investor yang akan menanamkan modal di tanah rencong degan Pemerintah Aceh.
“Tidak bisa dijalankan sendiri-sendiri, perlu merubah midset untuk menyatukan visi dan saya pikir itu lebih penting. Apapun organisasi. Itu yang terpenting,” jelasnya.
Kadin adalah tempat orang membahas bisnis. Kalau ada hambatan harus segera dicarikan solusinya bukan tetap terhambat. Simpulnya harus terbuka.
“Kalau ingin mendapatkan wajah baru di Kadin, mari kita ramai-ramai mendaftar. Jangan ada ruang yang ditutup-tutupi apalagi sampai menutup peluang bagi kawan-kawan yang punya kemampuan,” tegas Ismail.
Seperti diketahui, Trans Continent yang didirikan oleh Ismail Rasyid pada 2004 adalah perusahaan yang bergerak di bidang multi moda transport, logistics & supply chain dengan core business di bidang industri pertambangan, perminyakan, energy serta perdagangan.
Selain memiliki belasan cabang di Indonesia, Trans Continent juga memiliki dua kantor di luar negeri, yaitu Australia dan Filpina termasuk jaringan di 80 negara. (IA)