“Dalam konteks inilah PT SBA merasa sangat perlu berkolaborasi dengan PWI yang membawahi wartawan lintas media. Tujuannya agar praktik baik yang kami lakukan di perusahaan bisa diketahui secara meluas dan pada akhirnya mengubah image negatif menjadi positif,” ujar Adi Handarbeni dibenarkan Head of Media PT SBA, Faraby Azwany.
Dikatakannya, dengan usaha terus menerus (edukasi) yang juga berbasis data-data ilmiah oleh para ahli, lama kelamaan mulai terbentuk pikiran positif di masyarakat, ternyata tambang kalau dikelola sesuai aturan tidak merupakan ancaman, tetapi malah memberikan keuntungan.
Pilar berikutnya yang menjadi basis Quarry Day adalah lingkungan (environment). Menurut Adi, perusahaan semen ini (SBA) agak unik karena memiliki izin tambang (bagian dari proses semen) dan juga izin industri.
SBA memiliki dua konsesi tambang yang sudah beroperasi (produksi). Pertama yang sedang eksplorasi dan yang kedua sudah menambang sejak tahun 80-an.
“Aceh ini dikaruniai Allah dengan kekayaan alam yang luar biasa. Batu kapur kita salah satu yang terbaik di Indonesia. Kandungan kalsium oksidanya bagus kali, dan kualitasnya sama antara satu areal dengan areal lain (di jajaran bukit barisan). Kita manfaatkan itu untuk industri semen dengan menambang batu kapur dan tanah liat,” ujar Adi.
Agar berbagai kekayaan alam itu bisa berkelanjutan, PT SBA punya kewajiban yang diatur undang-undang untuk melakukan reklamasi pasca-tambang.
Artinya, setelah selesai tambang lahannya ditata, bukan hanya menanam pohon tapi peruntukan lainnya, misalnya keperluan embung untuk pengairan (irigasi).
“Kami terus menerima masukan dari masyarakat tentang penataan areal pasca-tambang, bahkan ada juga yang memberi masukan ditanami pohon buah-buahan yang sifatnya produktif dan akan diawasi oleh pemerintah,” ungkapnya.
Pada Quarry Day 2023, pihak perusahaan membuat tradisi baru yaitu menanam mangrove di bantaran Krueng Raba sampai ke arah Lampaya. Kawasan itu sendiri juga sangat mendukung untuk dikelola sebagai objek wisata.