BANDA ACEH — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh, Senin (7/11/2022) merilis pertumbuhan ekonomi Aceh berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan III 2022 mencapai Rp 53,44 triliun atau tumbuh 2,13 persen (y on y).
Pertumbuhan ekonomi ini menempatkan Aceh di posisi paling rendah di pulau Sumatera.
Berdasarkan data BPS Aceh, pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera triwulan III 2022 adalah sebesar 4,71 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi nasional
pada triwulan III 2022 mencapai 5,72% (y on y).
Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi yakni 6,03 persen.
Kemudian, Sumatera Selatan 5,34 persen, Jambi 5,20 persen, Sumatera Utara 4,97 persen, Riau 4,63 persen, Sumatera Barat 4,54 persen, Bangka Belitung 4,37 persen, Bengkulu 4,37 persen, Lampung 3,91 persen, dan terakhir Aceh di posisi paling rendah yakni 2,13 persen.
Jika ditinjau berdasarkan kontribusi PDRB dari tiap provinsi di wilayah regional Sumatera, Riau dan Sumatera Utara memiliki kontribusi tertinggi yaitu masing-masing sebesar 23,26 persen dan 22,73 persen. Disusul Sumatera Selatan 13,97 persen dan Lampung 10,09 persen.
Sedangkan Provinsi Aceh memberikan kontribusi sebesar 4,98 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera triwulan III-2022.
Bengkulu merupakan provinsi dengan kontribusi terendah terhadap perekonomian Sumatera yaitu sebesar 2,10 persen.
Fungsional Statistisi Ahli Muda BPS Aceh Hendri Achmad Hudori menyampaikan, ekonomi Aceh triwulan III-2022 dibanding triwulan III-2021 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 2,13 persen.
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 51,08 persen, jasa lainnya sebesar 19,67 persen dan jasa perusahaan sebesar 13,46 persen.
Di sisi lain, beberapa lapangan usaha masih mengalami kontraksi di antaranya jasa keuangan sebesar 13,20 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 7,15 persen, dan pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 4,19 persen.