Banda Aceh — Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III-2020 dengan komponen minyak dan gas (migas) turun sebesar 0,11 persen bila dibandingkan triwulan III-2019 (y-on-y). Sementara dengan mengeluarkan migas, pertumbuhan ekonomi Aceh secara y-on-y juga turun sebesar 0,79 persen.
Sementara itu, perekonomian Aceh Triwulan III 2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 42,12 triliun atau sebesar US$2,86 miliar
(14.718 rupiah per US$).
Sementara itu PDRB tanpa migas adalah sebesar Rp 40,70 triliun atau sebesar US$2,77 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Ihsanurijal, Jum’at (6/11) menyampaikan, penurunan pertumbuhan ekonomi Aceh Triwulan III-2020 terjadi hampir pada seluruh lapangan usaha.
Kecuali konstruksi tumbuh sebesar 14,59 persen, informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 12,32 persen, pertambangan tumbuh sebesar 7,37 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh sebesar 5,63 persen, pengadaan listrik tumbuh sebesar 2,82 persen dan jasa kesehatan tumbuh sebesar 2,76 persen.
Lapangan usaha transportasi dan pergudangan merupakan lapangan usaha yang memiliki penurunan tertinggi sebesar 30,64 persen.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Aceh Triwulan III-2020y-on-y, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan memiliki kontribusi sebagai sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,56 persen dan diikuti konstruksi sebesar 1,39 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 0,55 persen serta informasi dan komunikasi sebesar 0,43 persen.
Sementara itu, kontribusi negatif tertinggi berasal dari Transportasi dan Pergudangan yaitu sebesar -2,33 persen diikuti oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebesar -0,74 persen dan administrasi pemerintahan sebesar -0,72 persen.
Struktur perekonomian Aceh menurut lapangan usaha Triwulan III-2020 masih didominasi lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 31,37 persen; perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor 14,37 persen, dan kontruksi sebesar 11,05 persen.
Berdasarkan rilis resmi BPS Aceh, pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan III-2020 terhadap triwulan II-2020 tumbuh sebesar 3,71 persen. Sebagian besar lapangan usaha mengalami pertumbuhan yang positif.
Pertumbuhan tertinggi didorong oleh lapangan usaha transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 49,46 persen, diikuti oleh jasa kesehatan tumbuh sebesar 11,16 persen serta konstruksi yang tumbuh sebesar 10,53 persen.
Sementara itu beberapa lapangan usaha mengalami penurunan, dengan penurunan tertinggi didorong oleh lapangan usaha pertambangan yang turun sebesar 7,74 persen dan
administrasi pemerintah turun sebesar 5,52 persen.
Namun, penurunan beberapa lapangan usaha tersebut tidak terlalu berpengaruh sehingga secara keseluruhan pertumbuhan triwulan III-2020 tidak mengalami penurunan.
Adapun sumber pertumbuhan tertinggi didominasi oleh transportasi dan pergudangan sebesar 1,81 persen; pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 1,69 persen dan konstruksi sebesar 1,08 persen.
Sementara itu, sumber pertumbuhan negatif tertinggi berasal dari pertambangan sebesar -0,70 persen dan administrasi pemerintah sebesar -0,50 persen.
Secara kumulatif, ekonomi Aceh triwulan I s/d III-2020 dibanding triwulan I s/d III-2019 (c-to-c)
tumbuh sebesar 0,38 persen. Penurunan terjadi hampir pada seluruh lapangan usaha dengan penurunan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 28,60 persen.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha konstruksi yang tumbuh sebesar 18,92 persen. (IA)