Banda Aceh, Infoaceh.net – Ulama muda Aceh yang juga pimpinan Dayah Babul Maghfirah Cot Keu’eung, Kuta Baro, Aceh Besar, Ustadz Masrul Aidi Lc, melontarkan kritik terkait praktik jual beli serta aspek higienitas makanan yang banyak ditemui di warung-warung di Aceh.
Menurutnya, halal dalam konteks pangan tidak hanya diukur dari sumber bahan, melainkan juga terkait akad atau transaksi.
Ia menyoroti kebiasaan sebagian masyarakat yang makan terlebih dahulu lalu membayar belakangan.
“Kalau dari sisi kajian fikih memang ada dalil yang membolehkan makan dulu baru bayar, tapi bukankah kesepakatan itu lebih selamat daripada pertentangan? Mengapa di restoran cepat saji seperti Pizza atau ayam goreng internasional orang bisa bayar dulu tanpa merasa repot, sementara di warung kita dianggap merepotkan?” ujar Ustadz Masrul Aidi, Rabu (3/9/2025).
Selain masalah akad, ia juga menyoroti kebersihan jajanan dan makanan yang disajikan di warung sejak pagi.
Menurutnya, makanan yang terlalu lama terbuka berpotensi tersentuh banyak orang sehingga tidak lagi higienis.
“Melihat kudapan yang tersaji di warung pada jam 10 pagi itu seperti memilih calon istri di kawasan lokalisasi. Sekalipun masih tampak rapi, tetap tidak aman dari banyaknya bekas sidik jari,” sindirnya.
Meski sejumlah pedagang sudah berupaya menutup dagangannya dengan plastik bening, hal itu menurutnya justru menimbulkan masalah baru berupa sampah plastik sekali pakai.
“Seolah-olah di negeri syariah ini berlaku prinsip bahwa makanan yang paling berkah adalah yang paling banyak tangan menyentuhnya,” tambahnya.
Ustadz Masrul Aidi berharap Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh dapat menyuarakan masukan ini kepada pemerintah daerah, khususnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).
Menurutnya, penting bagi pemerintah untuk memberi perhatian serius agar produk kuliner Aceh tidak hanya halal dari sisi syariat, tetapi juga higienis dan sehat.
“Halal dan higienis itu dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Makanan yang halal tetapi kotor tidak sempurna, begitu juga makanan yang bersih tapi akadnya tidak jelas. Keduanya harus berjalan beriringan,” pungkasnya.



