ACEH UTARA — Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury menyatakan, pengembangan anak PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM), yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) berperan besar terhadap ketahanan pangan dan energi di Indonesia.
Hal ini disampaikan Pahala saat melakukan kunjungan kerja ke PT PIM di Aceh Utara, Rabu (10/8/2022).
PT PIM saat ini tengah melakukan sejumlah upaya guna meningkatkan kapasitas produksinya, antara lain melalui pembangunan pabrik NPK berkapasitas 500 ribu ton per tahun dan reaktivasi pabrik urea PIM-1.
“Kami berharap pabrik NPK ini bisa diselesaikan dan dikomersialisasikan pada bulan November atau Desember tahun ini,” kata Pahala.
Menurutnya, penambahan kapasitas produksi NPK ini merupakan pencapaian besar untuk pengembangan PT PIM ke depan.
“Alhamdulillah pembangunannya sampai saat ini, tadi saya dilaporkan Direksi PT PP, perkembangannya cukup baik dan penyelesaiannya bisa dicapai sekitar bulan November,” tambahnya.
Lebih lanjut Pahala menyebutkan bahwa kebutuhan nasional pupuk NPK saat ini adalah sekitar 8 juta ton, sedangkan kapasitas produksi Pupuk Indonesia Grup adalah 3,4 juta ton.
“Tambahan kapasitas produksi sebesar 500 ribu ton ini tentunya berkontribusi signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan pupuk NPK nasional,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa pabrik NPK ini nantinya harus didukung oleh pemenuhan feedstock atau bahan baku yang baik, terutama bahan baku potash atau kalium yang berasal dari Rusia.
Selain melalui pembangunan pabrik NPK baru, Pahala juga mendukung upaya PT PIM melakukan reaktivasi pabrik PIM-1. Reaktivasi ini diharapkan juga dapat menambah kapasitas produksi urea PT PIM.
Tantangan dalam melakukan reaktivasi ini adalah masih adanya kendala pasokan gas.
“Saat ini kita sedang menunggu bagaimana dapat memperoleh pasokan gas untuk reaktivasi PIM-1, dimana kita ketahui kebutuhannya adalah sekitar 55 MMSCFD. Jadi ini sedang kita upayakan dengan berkoordinasi dengan holding Pupuk Indonesia, juga Pertamina dan PGN,” kata Pahala.