JANTHO — Mahkamah Syar’iyah (MS) Jantho sampai dengan Senin (20/6/2022) telah menerima 400 perkara di semester pertama tahun 2022, sebagaimana yang tercatat di sistem informasi penelusuran perkara (SIPP) dengan klasifikasi 266 perkara gugatan (Contensius) dan 113 perkara Permohonan (Voluntair) dan 21 perkara Pidana (Jinayat).
Ketua Mahkamah Syar’iyah Jantho Siti Salwa SHI MH melalui juru bicaranya Fadhlia SSy MH mengatakan, jumlah perkara yang masuk mengalami kenaikan secara signifikan di bulan pertama tahun 2022.
Ada berbagai faktor penyebab yang melatarbelakangi sehingga grafik perkara yang diadili Mahkamah Syar’iyah Jantho meningkat.
Untuk perkara perdata gugatan, Perkara Cerai Gugat (Istri Gugat Suami) masih mendominasi dengan jumlah perkara 152 kasus. Perkara Cerai Talak (Suami memohon izin talak terhadap istri) dengan jumlah perkara 37 perkara, dan perkara sengketa harta bersama berjumlah 3 perkara, serta perkara Isbath Nikah yang diajukan secara gugatan ada 19 perkara dan perkara kewarisan ada 8 perkara.
Perkara permohonan izin poligami 2 perkara, pencabutan kekuasaan anak 1 perkara, pengesahan anak 1 perkara, dan lain-lain 3 perkara.
Sedangkan perkara perdata permohonan yaitu Perkara Isbath Nikah 27, Dispensasi Kawin 21 perkara, dan Wali Adhal 1 perkara, serta permohonan perwalian 1 perkara, dan perkara permohonan penetapan ahli waris 62 perkara.
Sedangkan untuk perkara pidana (jinayat) kasus pemerkosaan (verkrachting) masih mendominasi dengan jumlah 22 perkara pidana (Jinayat) dengan klasifikasi pemerkosaan oleh anak pelaku terhadap anak korban 1 perkara, pemerkosaan pelaku dewasa 6 perkara, Ikhtilat 4 perkara, Khalwat 4 perkara, dan maisir (judi) ada 5 perkara serta khamar (minuman keras) 2 perkara.
Fadlia menambahkan, untuk fasilitas yang disediakan Mahkamah Syar’iyah Jantho yang paling banyak digunakan oleh para pihak pencari keadilan yaitu perdaftaran secara perkara E-Court, dimana perkara gugatan terdaftar 181 perkara dan perkara permohonan 96 perkara.
Artinya 85 persen masyarakat pencari keadilan di Aceh menggunakan fitur E-Court untuk mendaftarkan perkaranya di Mahkamah Syar’iyah Jantho.