Bikin Gempar Dunia, Arab Saudi Ciptakan Haji Virtual di Metaverse dengan VR
RIYADH — Tidak bisa pergi haji ke Mekkah? Arab Saudi membuat gempar seluruh dunia dengan membawa haji ke metaverse dengan pengalaman “Virtual Black Stone Initiative”.
Arab Saudi telah membawa tempat paling suci umat Islam ke era metaverse dengan inisiatif baru pada Senin (13/12/2021). Teknologi ini memungkinkan umat Islam untuk secara virtual melihat batu hitam atau Hajar Aswad di Mekkah di rumah setiap orang.
Hajar Aswad, atau Batu Hitam, diletakkan di salah satu sudut Ka’bah, terletak di Masjidil Haram di Mekkah, tempat suci umat Islam.
“Virtual Black Stone Initiative memungkinkan umat Islam merasakan pengalaman Hajar Aswad secara virtual sebelum ziarah ke Makkah (Mekkah),” ungkap akun Facebook resmi Haramain.
Haramain yang diterjemahkan sebagai “dua tempat suci” mengacu pada Mekah dan Madinah, khususnya dua masjid suci di sana.
“Presidensi Dua Masjid Suci, Abdul-Rahman Al-Sudais, yang departemennya terpisah tetapi bekerja sama dengan organisasi Haramain, meresmikan program tersebut pada Senin,” papar laporan situs web kantornya.
Inisiatif ini merupakan proyek Badan Urusan Pameran dan Museum, bekerja sama dengan Universitas Umm Al-Qura.
Saat meresmikan program tersebut, Al-Sudais mengatakan sangat penting memiliki simulasi yang tidak hanya melibatkan penglihatan dan pendengaran tetapi juga sentuhan dan penciuman.
Al-Sudais mengatakan Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah mengandung banyak warisan bersejarah dan Islami. Dia menambahkan bahwa keduanya harus didigitalkan untuk semua orang.
Beberapa pejabat universitas dan pemerintah lainnya hadir pada acara pembukaan tersebut. Mereka termasuk Turki bin Suleiman Al-Amro, yang merupakan kepala institut di Universitas Umm Al-Qura yang terlibat dalam pembuatan proyek Batu Hitam Virtual itu.
Tidak segera jelas bagaimana dan kapan publik akan memiliki akses ke teknologi realitas virtual tersebut.
Kabar ini pun memicu respon dari para ulama dan cendekiawan tentang sah atau tidak sahnya haji dengan cara tersebut.
Yang pasti, teknologi itu membawa semua orang merasakan pengalaman berada di dekat Hajad Aswad dan melakukan ritual haji secara virtual.
Apa Itu Metaverse yang Bakal Hadirkan Ibadah Haji Virtual
Rencana Kerajaan Arab Saudi untuk membuat ibadah Haji dapat dilakukan di metaverse memicu kontroversi. Apa itu metaverse?
Menurut Coinmarketcap, metaverse adalah ruang virtual yang diciptakan sebagai versi digital dari berbagai aspek yang ada di dunia nyata, baik itu interaksi antara manusia maupun fungsi ekonomi.
Secara lebih jelasnya, istilah metaverse mengacu pada dunia virtual yang menyerupai kehidupan dunia nyata, dengan tanah, bangunan, avatar yang bisa dibeli dan dijual, seringkali menggunakan mata uang kripto.
Di dalam dunia ini, orang-orang dapat beraktivitas, berteman, mengunjungi tempat tertentu, membeli barang dan jasa, layaknya di kehidupan nyata.
Secara etimologis, metaverse sendiri berasal dari kata ‘meta’ yang bermakna ‘melampaui’ dan ‘verse’ yang berarti ‘alam semesta’. Sehingga metaverse dapat diartikan sebagai sebuah ruang berisi materi yang melampaui semua hal yang terlihat di dunia ini.
Konsep metaverse pertama kali dikenalkan dalam novel Snow Crash karya Neal Stephenson di tahun 1992 yang menceritakan perjalanan metaverse sepasang kurir untuk menyelamatkan diri dari distopia kapitalis.
Sementara itu, penulis esai Matthew Ball memprediksi bahwa metaverse akan menjadi pintu gerbang yang membawa manusia merasakan berbagai pengalaman digital dan menjadi platform yang bahkan bisa menyerap tenaga kerja baru.
Ia yakin bahwa metaverse mampu menjadi kekuatan pendorong untuk menciptakan generasi baru bagi perusahaan dan menjadi pemimpin industri.
Karakteristik Utama Metaverse
Para futuris menyebutkan bahwa konsep Metaverse mirip dengan penggambaran dalam cerita fiksi ilmiah Ready Player One. Metaverse dapat dikenali dengan beberapa karakteristik dasar seperti berikut:
Persisten
Metaverse akan terus berjalan tanpa pernah mengalami reset, jeda, dan tidak akan pernah berakhir.
Real-time
Meski peristiwa dalam ruang metaverse telah didesain sebelumnya, namun pengguna bisa merasakan tiap pengalaman secara real-time.
Fungsi Ekonomi
Seperti di dunia nyata, ekonomi di ruang metaverse berfungsi secara penuh. Berbagai aktivitas jual beli, transaksi produk dan layanan dilakukan dengan mata uang asli berbasis blockchain.
Ibadah Haji di Metaverse
Wacana ibadah Haji di metaverse bermula ketika Ka’bah di Masjidil Haram sudah hadir di metaverse. Ka’bah di metaverse ini resmi dibuat oleh Kerajaan Saudi Arabia.
Diberitakan Middle East Eye, proyek metaverse ini bernama Virtual Black Stone Initiative yang diluncurkan akhir Desember 2021. Imam Besar Masjidil Haram Sheikh Abdul Rahman Al Sudais adalah yang pertama mengunjungi Kakbah metaverse ini dengan Virtual Reality (VR).
Ka’bah di metaverse ini digagas pemerintah Saudi melalui Badan Urusan Pameran dan Museum bekerja sama dengan Universitas Ummul Quro. Tujuannya adalah memberi kesempatan umat Islam bisa menyentuh Hajar Aswad secara virtual.
Maklumlah, di dunia nyata mereka harus rebutan dengan ribuan orang lain. Atau, kita tidak bisa sama sekali menyentuhnya karena pandemi Corona.
Lantaran itu, di Timur Tengah lalu mencuat ide, kalau Kakbah sudah ada di metaverse, bagaimana kalau ibadah Haji juga dilakukan di metaverse.
Perdebatan ini tampaknya tidak sampai ke Indonesia, tapi cukup ramai di Timur Tengah. Bagaimana tanggapan ulama? Rupanya, para ulama Turki duluan yang angkat bicara.
Diberitakan Hurriyet Daily News Turki, Departemen Urusan Agama Turki (Diyanet) setelah mengkajinya sebulan, mengeluarkan keputusan: Mengunjungi Kakbah di metaverse tidak dianggap ibadah Haji.
“Haji di metaverse tidak bisa terjadi. Umat bisa mengunjungi Kakbah di metaverse tapi itu tidak akan dianggap sebagai ibadah,” kata Direktur Departemen Layanan Haji dan Umrah Diyanet, Remzi Bircan.
Mereka memutuskan haji harus dilakukan di dunia nyata. Kakbah lewat VR dianggap sama saja dengan layanan VR di sejumlah museum dunia. (IA)