Infoaceh.net – Sepuluh orang diadili di Paris, Senin (27/10/2025), karena menyebarkan komentar bernada fitnah dan perundungan terhadap Brigitte Macron, istri Presiden Prancis Emmanuel Macron. Mereka dituduh terlibat dalam penyebaran rumor daring yang menyebut Brigitte sebagai laki-laki dan menuduh pernikahannya sebagai bentuk “pedofilia”.
Para terdakwa, delapan laki-laki dan dua perempuan berusia antara 41 hingga 60 tahun, dikenal aktif di media sosial dan memiliki ribuan pengikut. Salah satu yang paling menonjol adalah Delphine Jegousse (51) alias Amandine Roy, seorang penulis dan medium spiritual yang menyiarkan video berdurasi empat jam di kanal YouTube-nya pada 2021, berisi tudingan bahwa Brigitte sebenarnya adalah laki-laki bernama Jean-Michel Trogneux — saudara kandung Brigitte.
Tersangka lain, Aurélien Poirson-Atlan (41) yang menggunakan nama samaran Zoé Sagan di platform X, juga disebut aktif menyebarkan teori konspirasi serupa sebelum akunnya ditangguhkan. Sementara beberapa terdakwa lain berprofesi sebagai guru, ilmuwan komputer, hingga pejabat pemerintah.
Jaksa menilai, aksi mereka menyebabkan Brigitte Macron mengalami gangguan fisik dan mental akibat tekanan publik yang terus-menerus. Isu mengenai identitas gender Brigitte sendiri telah beredar bertahun-tahun di kalangan teori konspirasi ekstrem kanan Prancis.
Kasus ini kembali mencuat setelah Macron dan istrinya mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap sejumlah pihak, termasuk komentator konservatif Amerika Serikat Candace Owens, yang tetap mengklaim Brigitte adalah laki-laki. Gugatan itu didaftarkan di pengadilan Delaware pada Juli lalu.
Owens, yang dikenal sering melontarkan pernyataan kontroversial, memiliki kanal YouTube dengan lebih dari 4,5 juta pelanggan. Ia sempat dilarang masuk Selandia Baru dan Australia karena ucapannya yang menolak fakta eksperimen medis Nazi terhadap orang Yahudi.
Sebelumnya, pada September 2024, Brigitte dan saudaranya Jean-Michel Trogneux menang dalam gugatan pencemaran nama baik terhadap Delphine Jegousse dan seorang perempuan lain. Namun, pengadilan banding Paris membatalkan keputusan itu pada Juli 2025. Brigitte kemudian mengajukan banding ke pengadilan tertinggi Prancis untuk mencari keadilan.
Brigitte Macron, yang kini berusia 72 tahun, merupakan mantan guru bahasa Prancis dan sastra. Ia pertama kali bertemu Emmanuel Macron saat sang presiden masih duduk di bangku SMA di Amiens. Keduanya menikah pada 2007, dengan perbedaan usia 24 tahun.
Kasus ini kembali menyoroti bahaya ujaran kebencian dan teori konspirasi di media sosial, serta bagaimana perundungan siber dapat melampaui batas privasi pribadi hingga berdampak pada kesehatan mental korban.



