Disambut Hangat Trump di Gedung Putih, Netanyahu Ditolak Mentah-mentah Warga AS Termasuk Rabi Yahudi
Karena agresi inilah, ICC merilis surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan eks Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Belum lagi, Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Beban hukumnya berat, tapi seolah tak digubris.
“Amerika bukan pihak netral. Trump bukan mediator. Trump adalah mitra dalam genosida ini. Dia harus menghentikan genosida ini dan mendesak Netanyahu menyudahi genosida ini,” tegas Osama Abu Irshaid, Direktur Eksekutif AMP, tanpa basa-basi.
Medea Benjamin, salah satu pendiri CODEPINK, juga menyoroti jurang lebar antara sikap politisi AS dan opini publik. Menurutnya, mayoritas warga AS saat ini tak lagi mendukung agresi Israel di Gaza.
“Cukup menakjubkan bahwa, terlepas dari pemberitaan media mainstream, mayoritas warga Amerika sekarang tidak mendukung Israel,” kata Benjamin.
“Semua kelompok usia, simpatisan Republikan, Demokrat, Independen, orang kulit hitam, kulit putih, semua demografi di Amerika, mereka tidak ingin terus memberikan uang dan bom ke Israel,” tegasnya lagi. Sebuah fakta yang menampar muka para politisi pro-Israel.
Yang paling mencolok, Rabi Dovid Feldman ikut berdiri di antara para demonstran. Dalam pidatonya, ia menegaskan aksinya bukanlah antisemitisme, melainkan desakan untuk penghentian kejahatan.
“Benjamin Netanyahu adalah penjahat perang yang diburu ICC. Yudaisme dan Zionisme tidaklah sama. Yudaisme adalah agama, sementara Zionisme adalah gerakan Politik,” ucapnya, memisahkan secara tegas keyakinan agama dengan agenda politik Zionis.
Di tengah riuhnya penolakan ini, Netanyahu tetap melenggang masuk ke Gedung Putih. Ini adalah kunjungan ketiga kalinya ke AS sejak Trump menjabat presiden. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas prospek gencatan senjata di Gaza yang, entah kenapa, Trump ingin tercapai minggu ini.
Yang bikin kening berkerut, Netanyahu dan Trump juga membahas soal kerja sama untuk merelokasi warga Palestina dari Jalur Gaza –sebuah langkah yang ditentang keras oleh komunitas internasional dan beraroma etnis cleansing alias pembersihan etnis.