Gencatan Senjata Iran-Israel Rapuh, Trump Frustrasi: “Mereka Tidak Tahu Lagi Apa yang Mereka Lakukan”
Gedung Putih menolak laporan tersebut dan menyebutnya “salah total,” mempertahankan pernyataan Trump bahwa program nuklir Iran telah “sepenuhnya dihancurkan.”
12 Hari yang Mencekam
Konflik terbaru antara Iran dan Israel dimulai 12 hari lalu saat Israel menyerang situs nuklir dan militer Iran, dengan alasan bahwa Teheran sudah terlalu dekat dengan pengembangan senjata nuklir.
Iran bersikeras programnya bersifat damai, namun segera membalas dengan rudal yang menghantam pangkalan AS di Timur Tengah.
Dalam upaya mencegah eskalasi lebih lanjut, Trump melakukan diplomasi cepat dengan Netanyahu dan pejabat Iran, menghasilkan kesepakatan gencatan senjata dalam waktu 48 jam.
Namun, perdamaian itu tampak rapuh karena kedua pihak masih saling tuding melakukan pelanggaran.
Dampak Global dan Reaksi Dunia
Ketegangan yang meningkat ini tak hanya menjadi kekhawatiran kawasan Timur Tengah, tetapi juga berdampak besar pada ekonomi global, terutama terkait Selat Hormuz—jalur pelayaran utama minyak dunia.
Jika gencatan senjata gagal dan Iran menutup selat tersebut, harga minyak mentah bisa melonjak drastis.
China, mitra dagang terbesar Iran, mengecam serangan AS dan memperingatkan “spiral eskalasi” yang bisa mengganggu stabilitas global.
Data Korban dan Kerusakan
Berdasarkan data terbaru dari Human Rights Activists yang berbasis di Washington:
Iran: 974 orang tewas, 3.458 luka-luka, termasuk 387 warga sipil dan 268 personel keamanan.
Israel: 28 orang tewas, lebih dari 1.000 terluka. Serangan roket menghancurkan tiga gedung apartemen di Beersheba, dengan pecahan kaca, puing, dan bangkai mobil terbakar ditemukan di lokasi.
Pangkalan AS: Tidak ada korban jiwa meski ada serangan drone di Ain al-Assad, Irak, dan bandara Baghdad.
FBI Alihkan Fokus dari Imigrasi ke Iran
Di dalam negeri, Pemerintah AS melalui FBI memperketat pengawasan terhadap potensi ancaman dari Iran.
Menurut laporan Reuters, beberapa agen FBI dibebaskan dari tugas-tugas imigrasi untuk fokus pada kontra-terorisme, kontra-intelijen, dan keamanan siber terkait Iran.