Konflik Thailand-Kamboja: Peluang Emas Bali Gaet Wisatawan Mancanegara
Denpasar, Infoaceh.net – Konflik bersenjata yang pecah antara militer Thailand dan Kamboja sejak 24 Juli 2025, akibat sengketa perbatasan, tidak hanya menelan korban jiwa dari warga sipil dan militer, tetapi juga diperkirakan bakal memukul telak sektor pariwisata kedua negara.
Faktor keamanan dan kenyamanan wisatawan yang terganggu diprediksi akan membuat minat turis mancanegara merosot tajam.
Namun, situasi genting ini justru dinilai menjadi peluang emas bagi Indonesia, khususnya Bali, untuk menggaet potensi wisatawan mancanegara (wisman) yang mengalihkan tujuan liburan mereka dari Thailand.
“Pola tersebut bisa saja terjadi karena turis ingin berwisata di tempat aman dan nyaman,” kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Perry Markus, di Denpasar, Minggu (27/7/2025).
Destinasi wisata di Thailand selama ini memang menjadi kompetitor kuat pariwisata Bali dalam memperebutkan wisman. Oleh karena itu, Perry Markus berharap pemerintah dan pelaku pariwisata di Pulau Dewata gencar melakukan promosi, serta terus meningkatkan layanan dan atraksi wisata demi menarik turis.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali per Mei 2025, rata-rata tingkat okupansi perhotelan di Bali telah mencapai di atas 58 persen, angka yang dinilai positif.
Sementara itu, rata-rata lama tinggal wisatawan domestik dan mancanegara di Bali pada periode yang sama mencapai 2,61 malam. “Kami harapkan selain okupansi juga diikuti lama tinggal wisatawan yang lebih lama,” ujar Perry.
Angkasa Pura, selaku pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, mencatat sepanjang semester pertama 2025 telah melayani 11,4 juta pergerakan penumpang, naik dari 11,2 juta pergerakan pada periode yang sama tahun 2024.
Dari total tersebut, 7,2 juta pergerakan penumpang berasal dari rute internasional. Bandara Ngurah Rai juga tercatat sebagai bandara tersibuk kedua di Indonesia sepanjang 2024, dengan 142 ribu pergerakan pesawat atau rata-rata 388 pergerakan per hari.
Uniknya, bandara di Bali ini menjadi satu-satunya di Indonesia yang dilayani penerbangan komersial reguler oleh maskapai pengguna pesawat terbesar Airbus 380-800.