Pintu Rafah Dibuka, Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuki Gaza dari Mesir
RAFAH — Truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan dari Mesir ke Gaza yang dilanda perang, mulai melewati perbatasan Rafah pada hari Sabtu (21/10).
Hal ini disampaikan sumber keamanan dan pejabat Bulan Sabit Merah Mesir kepada AFP, Sabtu (21/10/2023).
Televisi pemerintah Mesir menunjukkan beberapa truk memasuki gerbang perbatasan Rafah pada hari ke-15 perang antara Israel dan Hamas, gerakan perlawanan Palestina yang menguasai Gaza yang berpenduduk 2,4 juta orang.
Rafah adalah satu-satunya rute ke Gaza yang tidak dikendalikan oleh Israel. Pemerintah Israel menolak untuk mengizinkan bantuan masuk dari Mesir, namun akhirnya setuju menyusul permintaan dari sekutu utamanya, Amerika Serikat.
Dua puluh truk dari Bulan Sabit Merah Mesir, yang bertanggung jawab mengirimkan bantuan dari berbagai badan PBB, memasuki terminal Mesir, kata seorang koresponden AFP.
Empat ambulans, dua kendaraan PBB, dan dua kendaraan Palang Merah juga terlihat menuju terminal.
Sebelumnya, pesawat kargo dan truk-truk telah membawa bantuan kemanusiaan ke wilayah Rafah di Mesir selama berhari-hari, namun belum ada yang dikirim ke Gaza.
Para pemimpin dunia dan organisasi kemanusiaan telah menyerukan agar bantuan kemanusiaan diberi akses untuk masuk ke Gaza, seiring meningkatnya konflik Israel-Hamas.
Diberitakan BBC, sekitar 20 truk yang membawa makanan, air, dan pasokan medis diperkirakan diizinkan masuk ke Gaza melalui perbatasan Rafah di Mesir dalam beberapa hari mendatang.
Dilansir dari Anadolu, Mesir pada Jum’at mengatakan bahwa perbatasan Rafah dengan Gaza telah dibuka di sisinya, dan menuduh Israel “menolak” masuknya bantuan ke wilayah kantong yang telah dikepung tersebut.
Mesir secara nyata menjadi target media Barat, yang mempromosikan “skenario pengungsian” bagi warga Palestina dan menganggap Kairo bertanggung jawab atas penutupan penyeberangan tersebut meskipun ada “serangan yang ditargetkan dan penolakan masuknya bantuan” oleh Israel,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Ahmed Abu Zeid pada X.