Infoaceh.net

Portal Berita dan Informasi Aceh

Terkuak! Saat Israel Brutal Serang Kapal Perang AS USS Liberty: Salah Sasaran di Tengah Perang Enam Hari

Israel kemudian mengakui kesalahan dan menawarkan kompensasi sebesar US$12 juta untuk keluarga para korban. Meskipun Presiden Lyndon B. Johnson (1963-1969) menerima permintaan maaf dan tawaran kompensasi tersebut, kasus ini meninggalkan luka mendalam. Banyak pihak, termasuk keluarga korban, merasa bahwa pemerintah AS tidak cukup tegas terhadap Israel, mengingat tragedi USS Liberty merupakan serangan pertama terhadap kapal militer AS setelah Perang Dunia II (1939-1945).

Infoaceh.net – Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Israel yang dikenal sangat dekat dan harmonis ternyata pernah ternodai oleh sebuah insiden brutal dan mengejutkan. Pada 8 Juni 1967, kapal perang Angkatan Laut AS, USS Liberty, diserang secara membabi buta oleh Israel di perairan internasional dekat Semenanjung Sinai.

Kala itu, USS Liberty sedang berlayar tenang, menjalankan misi intelijen rahasia. Namun, ketenangan itu mendadak sirna sekitar pukul 09.00 waktu setempat ketika alarm peringatan kapal berbunyi nyaring. Kapten kapal, William L. McGonagle, segera menuju layar radar dan melihat sejumlah titik bergerak cepat mendekati kapal, yang kemudian teridentifikasi sebagai pesawat tempur.

McGonagle segera melaporkan situasi tersebut kepada Laksamana William Martin di Armada Keenam Angkatan Laut Amerika Serikat. Namun, sebelum sempat menerima respons, dua pesawat tempur tersebut langsung melepaskan tembakan ke arah Liberty. Serangan mendadak ini menewaskan sembilan awak kapal dan melukai lebih dari 70 lainnya, termasuk Kapten McGonagle yang terluka di lengan dan paha.

Awalnya, McGonagle menyangka serangan berasal dari militer Mesir, sehingga ia memerintahkan anak buahnya untuk membalas tembakan. Situasi pun makin memanas ketika beberapa kapal torpedo Israel mendekat dan ikut menyerang. Salah satu tembakan meriam mereka menghantam bagian kapal, disusul lima torpedo, yang salah satunya menyebabkan ledakan dahsyat.

Ledakan ini menewaskan 25 awak kapal, sehingga total korban tewas mencapai 34 prajurit. William D. Gerhard dalam bukunya Attack on the USS Liberty (2009) menyebut mayoritas korban selamat juga mengalami luka bakar parah akibat ledakan tersebut. Kapal Liberty sendiri berada di ambang kehancuran dan nyaris tenggelam.

Di tengah kekacauan, pihak penyerang tiba-tiba terlihat ragu. Mereka, yang awalnya yakin telah menargetkan musuh, mulai merasakan kejanggalan karena kapal yang diserang tidak memberikan perlawanan berarti. Beberapa menit kemudian, ketika salah satu sekoci penyelamat USS Liberty berhasil didekati, lambang resmi Angkatan Laut Amerika Serikat terlihat jelas. Saat itulah kesalahan besar terungkap: kapal yang diduga musuh itu ternyata milik Angkatan Laut AS, dan serangan brutal tersebut dilakukan oleh sekutu dekat, yakni Israel.

Israel Salah Sasaran di Tengah Perang Enam Hari

Dalam penceritaan James M. Ennes dalam Assault on the Liberty (1987), insiden ini terjadi di tengah meningkatnya tensi Perang Enam Hari antara Israel dan negara-negara Arab. Meskipun AS tidak terlibat langsung dalam pertempuran tersebut, Pentagon merasa penting untuk mengumpulkan data intelijen.

USS Liberty dikirim sebagai kapal intelijen dalam misi rahasia. Kapal itu berlayar sendirian tanpa pengawalan, tanpa identitas yang jelas, dan tanpa mengibarkan bendera AS. Keberadaannya bahkan tidak diinformasikan kepada negara lain, termasuk Israel.

Keputusan untuk merahasiakan kehadiran kapal ini kelak menjadi awal petaka. Di hari-hari awal perang, Israel memang sudah mencurigai adanya kapal asing yang bergerak tanpa identitas di perairan internasional, yang saat itu telah ditutup. Militer Israel tidak menyadari bahwa kapal tersebut adalah bagian dari operasi militer AS.

Kecurigaan itu makin menguat pada 8 Juni 1967, ketika Israel menerima laporan tentang serangan terhadap pasukannya. Mereka menduga serangan itu berasal dari kapal perang. Melihat adanya kapal asing yang selama ini mereka curigai, militer Israel kemudian menganggap kapal itu sebagai milik Mesir, musuh mereka dalam perang, dan langsung melancarkan serangan.

Begitu Amerika Serikat mengetahui bahwa USS Liberty diserang, reaksi keras langsung muncul dari Washington. Pemerintah AS awalnya mengira serangan dilakukan militer Rusia, namun setelah terkonfirmasi bahwa serangan dilakukan oleh sekutu sendiri, kemarahan pun meledak.

Israel kemudian mengakui kesalahan dan menawarkan kompensasi sebesar US$12 juta untuk keluarga para korban. Meskipun Presiden Lyndon B. Johnson (1963-1969) menerima permintaan maaf dan tawaran kompensasi tersebut, kasus ini meninggalkan luka mendalam. Banyak pihak, termasuk keluarga korban, merasa bahwa pemerintah AS tidak cukup tegas terhadap Israel, mengingat tragedi USS Liberty merupakan serangan pertama terhadap kapal militer AS setelah Perang Dunia II (1939-1945).

author avatar
dara adinda

Lainnya

Kafilah Aceh mengikuti try out persiapan STQHN selama dua hari, 26–27 Juli 2025 di Dayah Darul Quran Aceh, Gampong Tumbo Baro, Samahani, Kuta Malaka, Aceh Besar. (Foto: Ist)
Warga India membongkar tenda di pinggir jalan demi jalur truk pengangkut sound horeg raksasa dalam sebuah acara di kawasan Paschim Medinipur, India Timur. (Instagram/@fakta.jakarta)
Presiden Joko Widodo menghadiri reuni Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980 di Yogyakarta, didampingi Iriana Jokowi.
Habib Bahar bin Smith saat tiba di lokasi pelantikan ormas PWI LS di Depok, Minggu (27/7/2025), sebelum akhirnya dimediasi pihak kepolisian.
PPATK umumkan pembekuan sementara rekening dormant untuk cegah penyalahgunaan dalam praktik pencucian uang dan transaksi ilegal. (Foto: Dok. PPATK)
Tangkapan layar video Ome TV yang memperlihatkan perempuan mengaku sebagai admin judi online bekerja di Thailand. Dalam video tersebut, ia mengklaim mendapat Rp3 miliar per tahun dan membayar orang dalam di bandara untuk keluar-masuk Indonesia. (X/@somexthread)
MyPertamina WikenFes 2025
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo bersama Ketua Umum Bhayangkari Ny. Juliati Sigit Prabowo menikmati kupi khop khas Aceh saat mengunjungi stan Bhayangkari Aceh dalam ajang Bazar Kreasi Bhayangkari Nusantara 2025 di JCC Jakarta, Ahad, 27 Juli 2025. (Foto: Ist)
Aktivis dan warga gotong royong membersihkan Sungai Tukad Badung dalam program BRI Peduli.
Kuil Preah Vihear, situs warisan Hindu berusia 900 tahun di perbatasan Kamboja dan Thailand, jadi titik sengketa berdarah dua negara.
Muhammad Fajar (19), pemuda asal Aceh Besar berhasil lulus menjadi prajurit TNI AD, meski hidup dalam keterbatasan ekonomi. (Foto: Ist)
Mantan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Quomas
MyRepublic Indonesia memperluas jangkauan layanan internet ke kota-kota baru
Koordinator Siaga 98 Hasanuddin mendesak BIN dan Menkopolkam Budi Gunawan turun tangan dalam penyelidikan skandal ijazah Jokowi yang dinilai berpotensi mendelegitimasi institusi negara.
mencari peluang kerja
Destinasi wisata di Thailand, pulau Koh Panyee, salah satu kompetitor Bali yang kini terdampak konflik.
Ketua Umum Partai Demokrat AHY membantah tudingan keterlibatan partainya dalam isu ijazah palsu Presiden Jokowi saat kunjungan kerja di NTB, Minggu (27/7/2025).
Ketua DPP PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning saat menghadiri peringatan Kudatuli, Jumat (26/7/2025)
Puluhan ribu buruh dari Partai Buruh dan KSPI bakal turun ke jalan serentak di 38 provinsi, membawa enam tuntutan utama kepada pemerintah. (Foto: Dok. KSPI)
Memed Potensio alias Thomas Alva Edi saat mengoperasikan sound system dalam sebuah acara hiburan rakyat. Sosoknya viral berkat ekspresi datar dan julukan kocak dari warganet. (TikTok/@memed_potensio)
Tutup