Trump Veto Upaya Batasi Wewenang Perangnya terhadap Iran
Presiden Amerika Serikat Donald Trump hadir dalam konferensi pers harian mengenai kebijakan pemerintah menangani virus corona di Gedung Putih, Washington, pada 3 April 2020.(REUTERS/TOM BRENNER)
WASHINGTON — Presiden AS Donald Trump melakukan veto upaya membatasi wewenang perang miliknya terhadap Iran, seraya menyebutnya “sangat menghina”.
Dalam rilis pernyataannya, sang presiden menyebut resolusi dari Kongres AS, teguran bipartisan yang langka kepadanya pada Maret lalu, didasarkan pada “kesalahphaman tentang fakta dan hukum”.
Resolusi dibuat baik oleh Republik maupun Demokrat, karena mereka takut jika Trump bisa mendeklarasikan perang terhadap Iran.
Presiden 73 tahun itu menjelaskan, Kongres secara salah menafsirkan otoritas konstitusionalnya terbatasa pada “pertahanan dan pasukan AS atas ancaman yang akan terjadi”.
“itu salah,” kata dia. Trump menjelaskan, saat ini mereka hidup di dunia penuh dengan ancaman yang semakin hari semakin berkembang.
“Konstitusi mengakui Presiden harus bisa mengantisipasi segala langkah musuh, dan menentukan keputusan penting. Itu yang saya lakukan!” tegasnya.
Dilansir AFP Kamis (7/5/2020), veto tersebut dilakukan setelah Kongres mengesahkan resolusi untuk menekan wewenang perang sang presiden.
Disebutkan dalam resolusi itu, Trump tidak bisa mengerahkan tentaranya melawan Teheran tanpa mendapat persetujuan dari Kongres.
Para pendukung legislasi itu menyatakan, mereka ingin memastikan Kongres punya wewenang unik untuk mendeklarasikan perang, sebagaimana diurai dalam Konstitusi AS.
Presiden ke-45 AS itu sebelumnya sudah berulang kali menekankan perlunya menarik militer mereka yang berada di luar negeri.
Namun di sisi lain, mereka terlibat ketegangan dengan Iran. Antara lain adalah penerapan sejumlah sanksi untuk menghancurkan ekonomi negara itu.
Kemudian paling kentara adalah pada 3 Januari, Trump memerintahkan pengerahan drone untuk membunuh jenderal Iran paling berpengaruh, Qasem Soleimani.
Soleimani memang dianggap sebagai dalang aksi tak bersahabat yang dilakukan Iran di Timur Tengah. Namun, keputusan Gedung Putih membunuhnya dikecam banyak pihak.