Cohen juga menambahkan bahwa pertanyaan tentang berapa banyak orang yang dapat didukung oleh Bumi ini memiliki dua sisi, yakni secara batas alam dan pilihan manusia itu sendiri.
āBodoh dan serakahā
Manusia lebih banyak memilih mengonsumsi sumber daya alam Bumi, seperti hutan dan tanah, daripada sumber daya yang dapat diregenerasikan kembali oleh planet ini setiap tahunnya.
Seperti halnya dengan konsumsi bahan bakar fosil yang berlebihan juga telah menyebabkan lebih banyak emisi karbon dioksida di atmosfer dan bertanggung jawab atas pemanasan global.
Manusia membutuhkan biokapasitas sekitar 1,75 Bumi untuk memenuhi kebutuhan populasi yang lebih berkelanjutan, menurut Global Footprint Network dan WWF.
Laporan iklim terbaru PBB juga menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk bumi sebagai salah satu penyebab utama meningkatnya efek gas rumah kaca. Namun ternyata, angka pertumbuhan penduduk hanya memainkan peran yang lebih kecil daripada pertumbuhan ekonomi di planet ini.
āKita bodoh. Kita tidak memiliki pandangan yang jauh ke depan. Kita serakah. Kita tidak menggunakan informasi yang kita miliki. Di situlah letak pilihan dan masalahnya,ā tambah Cohen.
Meskipun begitu, Cohen menolak gagasan yang menyebutkan bahwa manusia adalah kutukan di planet ini. Dia justru mengatakan bahwa manusia dapat memiliki potensi untuk memilih pilihan yang lebih baik.
āDampak kita di planet ini lebih disebabkan atas dorongan perilaku kita daripada jumlah kita,ā kata Jennifer Sciubba, seorang peneliti di Pusat Wilson.
āSungguh malas dan begitu merusak untuk terus-menerus kembali ke (topik) kelebihan penduduk,ā tambah Sciubba. Dia berpendapat bahwa hal ini akan memungkinkan oknum-oknum di negara-negara kaya yang paling banyak mengonsumsi sumber daya bumi, untuk terus menyalahkan kesengsaraan planet ini ke negara-negara berkembang dengan angka pertumbuhan populasinya yang cukup tinggi.
āNyatanya, ini tentang kita. Ini tentang saya dan Anda, AC yang saya nikmati, kolam renang yang saya miliki di luar (rumah), dan daging yang saya makan di malam hari, yang menyebabkan lebih banyak kerusakan.ā