Kupang,Infoaceh.net — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pentingnya evaluasi intensif oleh pemerintah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menjamin kinerja positif antara alokasi dan realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) di bidang kesehatan.
Sekretaris Jenderal Kemenkes, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, menyampaikan realisasi Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di NTT masih rendah, yakni rata-rata hanya mencapai 59,7 persen selama lima tahun terakhir. Hal ini membutuhkan strategi percepatan pelaksanaan DAK Nonfisik ke depannya.
“Realisasi DAK Fisik tahun 2024 juga masih rendah di beberapa wilayah, seperti Provinsi NTT yang baru terealisasi Rp3,42 miliar atau 13 persen dari target. Kabupaten Ende 12,5 persen, Manggarai Timur 39,1 persen, dan Nagekeo 25,7 persen,” ungkapnya dalam Forum Koordinasi dan Konsolidasi Arah Kebijakan Kesehatan Provinsi NTT di Kupang, Rabu (4/6/2025).
Meski demikian, Kunta mengapresiasi beberapa kabupaten/kota yang berhasil mencapai realisasi anggaran di atas 90 persen, menunjukkan kinerja yang cukup baik.
Dalam forum tersebut, Kunta mengimbau kepala daerah baru untuk melakukan evaluasi dan memperbaiki catatan realisasi yang rendah, karena hal ini berimbas pada penurunan alokasi DAK tahun 2025.
“Semakin tinggi capaian program prioritas nasional, semakin besar pula alokasi DAK yang akan disalurkan ke daerah,” tambahnya.
Selain itu, realisasi DAK Fisik yang optimal dapat meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat daerah. Sedangkan realisasi DAK Nonfisik mendukung agenda transformasi pembangunan kesehatan dengan target utama “Kesehatan untuk Semua” dalam RPJMN 2026-2029.
Kunta menegaskan koordinasi dan kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah harus berjalan dengan baik agar evaluasi realisasi anggaran fokus pada penyelesaian masalah.
“Lakukan evaluasi realisasi anggaran dan fokus selesaikan masalah demi mendorong kesejahteraan dan kesehatan masyarakat kita,” tutupnya.