Infoaceh.net

Portal Berita dan Informasi Aceh

Pagar Laut di Tangerang, Nelayan Terjepit, Menteri Trenggono Diduga Tutup Mata

Menurut Uchok, keberadaan menteri yang tidak responsif terhadap konflik yang dihadapi nelayan akan menjadi beban politik bagi pemerintahan Prabowo. Publik akan mencatat bahwa di bawah kepemimpinan Prabowo, masih terjadi praktik penutupan akses laut dan pembiaran terhadap nasib nelayan.
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono

Infoaceh.net – Desakan agar Presiden Prabowo Subianto mengevaluasi kinerja Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono semakin menguat di tengah kasus kontroversial pagar laut di perairan Kabupaten Tangerang, Banten, yang kini memasuki fase pembuktian di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Center for Budgeting Analysis (CBA) menilai Menteri Trenggono telah gagal dalam menjalankan mandat untuk melindungi nelayan Indonesia.

Direktur CBA, Uchok Sky Khadafi, menilai Trenggono tidak mampu menjaga hak-hak dasar nelayan dan membiarkan praktik-praktik yang merugikan masyarakat pesisir terus berlangsung.

“Kasus pagar laut di Tangerang itu adalah cerminan nyata dari lemahnya kepemimpinan Sakti Wahyu Trenggono. Ia bukan hanya gagal merespons konflik, tetapi justru membiarkan praktik kapitalistik yang mengorbankan nelayan kecil,” kata Uchok dalam keterangan kepada Pojokbaca.id, Selasa (22/7/2025).

Kasus pagar laut terjadi di pesisir Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, di mana sebuah perusahaan diduga membangun pagar besi permanen sepanjang ratusan meter di atas laut.

Akibatnya, ratusan nelayan yang selama ini menggantungkan hidup dari wilayah tangkap tersebut kehilangan akses untuk melaut.

Sejumlah warga mengaku terpaksa berhenti melaut karena akses menuju laut tertutup pagar besi. Hal ini menjadi pukulan berat bagi nelayan kecil yang selama ini mengandalkan laut sebagai sumber penghidupan lintas generasi.

“Bayangkan, di republik ini ada laut yang bisa dipagar. Itu bukan hanya pelanggaran tata ruang dan etika lingkungan, tapi juga pelanggaran hak asasi manusia. Dan yang lebih menyakitkan, kementerian yang seharusnya membela nelayan justru diam membisu,” tegas Uchok.

Uchok menyebut kasus ini sebagai “skandal kelautan terbesar dekade ini” yang mencerminkan ketimpangan tata kelola kelautan dan konflik kepentingan antara kebijakan negara dengan oligarki laut.

Kasus pagar laut kini memasuki ranah hukum setelah warga Desa Kohod mengajukan gugatan perwakilan kelompok (citizen lawsuit) terhadap KKP dan sejumlah pihak terkait. Sidang lanjutan dijadwalkan berlangsung pada Senin (21/7/2025) dengan agenda pembuktian awal.

Kuasa hukum warga, Henri Kusuma, mengatakan pihaknya akan menghadirkan bukti mengejutkan dalam persidangan yang akan menguatkan posisi warga sebagai korban ketidakadilan struktural.

“Ini bukan semata soal hukum, tapi tentang harkat hidup orang kecil yang haknya diinjak-injak atas nama investasi. Kami akan buktikan di pengadilan bahwa negara lalai, dan menterinya tidak berpihak kepada rakyat,” kata Henri.

Menurut Henri, perjuangan warga bukan hanya untuk membuka kembali akses laut, tetapi juga menjadi simbol perlawanan terhadap praktik-praktik eksklusi ruang laut atas nama investasi.

Uchok Sky Khadafi meminta Presiden Prabowo Subianto untuk segera turun tangan dalam persoalan ini dengan mengevaluasi secara serius posisi Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono.

“Pak Prabowo harus menunjukkan ketegasan. Ini bukan soal loyalitas Politik, tapi soal nyawa kebijakan publik. Menteri seperti Trenggono tidak relevan dalam pemerintahan yang berpihak pada wong cilik,” ujar Uchok.

Menurut Uchok, keberadaan menteri yang tidak responsif terhadap konflik yang dihadapi nelayan akan menjadi beban politik bagi pemerintahan Prabowo. Publik akan mencatat bahwa di bawah kepemimpinan Prabowo, masih terjadi praktik penutupan akses laut dan pembiaran terhadap nasib nelayan.

“Ini bukan hanya soal sakti atau tidaknya Trenggono, tapi tentang bagaimana negara hadir atau tidak untuk rakyatnya. Pagar laut itu pagar simbolik dari keangkuhan kekuasaan atas penderitaan rakyat kecil,” tegas Uchok.

author avatar
Redaksi
Redaksi INFOACEH.net
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Lainnya

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry menjalin kerja sama pendidikan dengan Kolej Poly-Tech MARA (KPTM) Kota Bharu, Malaysia dengan penandatanganan MoA di ruang rapat Rektor UIN Ar-Raniry, Jum'at (25/7). (Foto: Ist)
Ilustrasi pisang dan beberapa makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan
BPS Aceh menetapkan garis kemiskinan pada Maret 2025, seseorang dikategorikan sebagai penduduk miskin jika pengeluaran rata-rata di bawah Rp676.247 per kapita per bulan. (Foto: Dok. BPS Aceh)
Kader senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aceh, Nourman Hidayat
Mengapa Tubuh Cepat Lelah Meski Tidur Cukup? Ini 5 Penyebabnya
Bupati Aceh Besar Muharram Idris saat membuka Musrenbang untuk penyusunan RPJMD 2025–2029, Jum'at (25/7) di Gedung Dekranasda Aceh Besar. (Foto: Ist)
Aksi nekat seorang pemuda di Medan yang mengaku sebagai anak Kasat Narkoba Polrestabes Medan hanya demi sebatang rokok berujung penangkapan.
Aktivitas tambang bijih besi di lokasi IUP KSU Tiega Manggis dan kegiatan pengangkutan oleh PT PSU masih berlangsung meski telah diperintah Bupati Aceh Selatan untuk menghentikan kegiatan. (Foto: Ist)
BPS Aceh mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Aceh pada Maret 2025 mengalami penurunan signifikan dan mencapai level terendah dalam enam tahun terakhir. (Foto: Dok. BPS Aceh)
Kapolres Aceh Utara AKBP Trie Aprianto, memberikan keterangan Jum'at (25/7), terkait pengungkapan pencurian kabel seismik milik PT. Gelombang Seismic Indonesia (GSI). (Foto: Dok. Polres Aceh Utara)
Bupati Aceh Besar Muharram Idris menandatangi berita acara Serah Terima Bangunan Pengganti SDN Bak Sukon, Kuta Cot Glie di Gedung Dekranasda, Gampung Gani, Ingin Jaya, Aceh Besar, Jum'at (25/7)
JPU Kejari Banda Aceh, Jum'at (25/7) melaksanakan eksekusi terpidana Muhammad Yasir (49) dalam perkara korupsi lahan Zikir Nurul Arafah Islamic Center di Gampong Ulee Lhee Kecamatan Meuraxa Banda Aceh tahun 2024. (Foto: Ist)
Bupati Aceh Selatan Mirwan MS turun ke sawah dalam rangka panen padi bersama di Gampong Indra Damai kecamatan Kluet Selatan, Jum'at, 25 Juli 2025. (Foto: Ist)
PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) tak hanya fokus pada sektor migas. Perusahaan pelat merah ini juga aktif memelihara satwa dilindungi dan menjaga kelestarian lingkungan melalui kerja sama dengan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).
Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal menyatakan komitmennya memperkuat kerja sama mitigasi bencana antara Indonesia dan Jepang, khususnya melalui dukungan Japan International Cooperation Agency (JICA) yang telah lama berkiprah di Aceh pascatsunami 2004.
Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Gerindra, Hj. Novita Wijayanti, S.E., M.M
Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKB, Hindun Anisah, turun langsung memantau penyaluran bantuan pangan beras dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Perum Bulog di Desa Papasan, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jumat (25/7/2025).
Beras oplosan kembali ditemukan beredar luas di pasar.
BPKS melakukan diskusi pengembangan kawasan Sabang dengan pihak Bea dan Cukai, Jum'at (25/7). (Foto: Ist)
Ilustrasi
Tutup
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x