Jakarta — Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE kini tengah menjadi perbincangan publik.
Nama JNE tiba-tiba melambung di jagad media sosial di Indonesia. Hal itu setelah adanya tagar boikot JNE menjadi trending topik di Twitter.
Perayaan ulang tahun JNE yang mendapat ucapan dari berbagai kalangan menjadi sebab hingga muncul tagar boikot JNE.
Diketahui, hal itu bermula dari postingan ucapan ulang tahun yang ke-30 dari untuk JNE dari Haikal Hassan.
“Alhamdulillah di #jumatberkah hari ini JNE mendapat ucapan dari Ustadz Haikal Hasan. Terima kasih atas doa-doa penyemangatnya, Ustadz. Aamiin ya Rabbal alamin,” tulis JNE di Twitter.
Bukannya terpuruk, perusahaan jasa ini mengklaim adanya tagar Boikot JNE, justru berimbas positif. Dari keterangan JNE, setelah adanya problem tersebut, masyarakat yang menggunakan jasa JNE naik signifikan.
Tak hanya itu, saat banyak perusahaan yang terseok-seok untuk bangkit, pada masa pandemi ini dikabarkan JNE malah memaparkan sepanjang semester I 2020, peningkatan kinerja tercatat tumbuh 30 persen. Vice President Marketing JNE. Pertumbuhan tersebut didorong pula dari pertumbuhan industri logistik dan e-commerce di masa pandemi. Namun tahukah siapa dibalik kesuksesan JNE tersebut?
Di balik ramainya netizen menyuarakan boikot JNE ini, tidak banyak yang tahu jika bos besar JNE ini seorang mualaf. Beberapa kegiatan sosialnya pun mencengangkan.
Ya, Bos PT JNE bernama Johari Zein. Ia merupakan sosok pengusaha muslim yang inspiratif. Ia lahir di Medan, Sumatera Utara. Tahun 1954 dari keluarga pedagang Tionghoa. Penganut agama Budha.
Dikutip dari berbagai media, ia pernah duduk di sekolah Katolik. Akan tetapi, tahun 1982 ia mengambil jalan kehidupannya yang baru. Johari mualaf dengan memeluk agama Islam. Ia memilih menjadikan Alquran petunjuk hidupnya.
Diketahui, dari 12 tahun, ia sudah potensi wirausahanya sudah terlihat. Misalnya, saat SMP ia sudah berani menjadi pedagang. Salah satunya ia suka menjual majalah ke pada kawan-kawannya.
Dalam pendidikannya, Johari adalah seorang jebolan Akademi Perhotelan Trisakti. Pernah bekerja di Hilton International Hotel. Pada tahun 1980 silam, ia pindah jadi salesman perusahaan jasa pengiriman multinasional, TNT.
Karena kinerjanya yang bagus, ia dipromosikan menjadi Operation Manager TNT Indonesia. Namun di puncak karinya tersebut, ia meninggalkan TNT itu, Dan memilih untuk berwirausaha sendiri.
Johari Zein, yang menjabat sebagai Presiden Komisaris layanan pengiriman paket JNE, menjadi mualaf sejak 1982. Awalnya, ia dilahirkan di Medan, Sumatera Utara dari keluarga pedagang Tionghoa.
Tahun 1985 silam, Johari merintis perusahaan jasa pengiriman. Nama jasa itu awalnya adalah Worldpak yang berganti nama menjadi Pronto. Alhasil, pada tahun 1990 ia menjual seluruh sahamnya di Pronto dan mendirikan PT JNE, yang dikenal sampai saat ini.
Sebelum mendirikan JNE tersebut, ia sudah 8 tahun memeluk agama Islam, agama barunya tersebut. Ia pun bertekad akan memberikan kemanfaatan bagi orang banyak.
“Saya terlahir 1954, dari keluarga WNI Tionghoa, keluarga saya Budha, dan saya disekolahkan di sekolah Katolik,” kata Johari dalam sebuah wawancara dengan Republika di Jakarta, akhir tahun lalu.
Kemudian pada saat menemukan Islam 37 tahun yang lalu, sejak itu Alquran menjadi petunjuk jalan hidupnya. Selama setengah perjalanan usianya, Djohari mendirikan perusahaan JNE dan bertekad menjadikan JNE sebagai tuan rumah di negeri sendiri.
Johari sadar perjuangannya tak terlepas dari pertolongan Allah SWT. “Saya bertemu dengan guru saya Haji Suprapto, dan saya tidak mungkin bisa sukses tanpa pertolongan dari Allah,” ucap Johari.
Ia pun turut mengamalkan ayat suci Alquran dalam surah al-Ma’un yang berisikan hingga tujuh ayat. Dalam surah tersebut disebutkan bahwa seorang Muslim seharusnya berbuat baik kepada anak yatim dan memberi makan kepada orang miskin, agar tidak menyia-nyiakan ibadahnya kepada Yang Maha Penguasa.
“Berbuat kebaikan adalah tanda rasa syukur yang kita terima,” kata dia.
Pada tahun 2000, Johari menyempurnakan ibadah seorang Muslim untuk pergi haji. Pada saat di Jabal Rahmah, Johari melihat sebuah pemandangan yang tak asing bagi dirinya.
Ternyata pemandangan tersebut pernah ia mimpikan saat masih duduk di bangku SMP. “Pemandangan di Jabal Rahmah pernah saya lihat di mimpi saat saya SMP. Dari situ saya sadar saya adalah Islam,” kata dia.
Johari berkeinginan membangun sebuah masjid. Niatnya dijawab oleh Allah untuk dapat mendirikan hingga 99 masjid.
Ia mendirikan lembaga filantropi, Johari Zein Foundation, sebuah yayasan yang hendak membangun 99 masjid. Jumlah tersebut diambil dari nama baik Allah atau asmaul husna.
Pada 2017 lalu pun, Bos PT JNE, Johari Zein mendirikan Johari Zein Foundation. Tujuannya, dapat membangun 99 masjid di 8 penjuru dunia.
Dari 99 masjid, saat ini Johari Zein Foundation telah membangun masjid Zeinurrahim di desa Medana Lombok Utara. Jika 99 masjid sudah terbangun, Johari Zein Foundation akan kembali membangun 99 masjid lainnya.
“Saya ingin memulai perjalanan jihad ini,” ungkap Johari yang juga pendiri perusahaan startup.
Adapun Indonesia dengan jumlah pemeluk agama Islam terbesar di dunia, menjadi penguat bangunan bangsa, menjadi cahaya bagi semesta, dan melahirkan generasi yang unggul dan beradab.
Salah satunya dapat melalui pemakmuran masjid.
“Kalau sudah mengenal Alquran, insya Allah kita tidak akan tersesat. Kalau sudah beriman, insya Allah kita tidak berbuat zalim. Dan kalau hendak antarkan kebaikan, insya Allah kita bisa mulai dengan membangun Masjid,” ucap Johari. (IA)