Jakarta, Infoaceh.net — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membeberkan fakta mengejutkan tentang budaya korupsi yang pernah mengakar di tubuh Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Menurutnya, selama ini pegawai di dua institusi pengelola penerimaan negara itu justru kerap mendapat perlindungan dari “atasan” ketika terjerat kasus korupsi.
Dalam sebuah wawancara, Purbaya mengaku terkejut setelah mendengar langsung penjelasan dari Jaksa Agung soal perlakuan khusus yang diterima oknum pajak dan bea cukai. “Saya bertemu Jaksa Agung, beliau tanya, ‘Pak, kalau orang Pajak atau Bea Cukai terlibat masalah hukum gimana?’ Dari situ baru saya tahu, ternyata selama ini mereka dilindungi. Kalau ada yang kepergok, biasanya ada intervensi supaya jangan diganggu, dengan alasan menjaga stabilitas pendapatan nasional,” ungkap Purbaya.
Ia menegaskan, kebijakan semacam itu tidak akan berlaku di bawah kepemimpinannya. “Yang baik nggak usah takut, tapi kalau mencuri, menerima uang, lalu minta perlindungan, nggak ada itu,” tegasnya.
Menurut Purbaya, praktik lama yang membiarkan perilaku koruptif justru membuat Indonesia sulit keluar dari lingkaran setan korupsi. “Sebelum era saya, edukasinya begitu: kalau Anda di Pajak atau Bea Cukai, ambil saja, nanti juga dilindungi, asal target penerimaan tercapai,” ujarnya dengan nada kesal.
Ia menegaskan bahwa langkahnya bukan untuk menyerang institusi, melainkan untuk menyelamatkan citra lembaga keuangan negara agar kembali dipercaya publik. “Mereka pikir saya menyerang dari dalam. Padahal saya menyelamatkan mereka, supaya masyarakat percaya lagi sama institusi ini,” kata Purbaya.
Pernyataan Purbaya itu kini menjadi sorotan publik karena dianggap menyingkap sisi gelap birokrasi fiskal yang selama ini sulit disentuh. Publik menilai, keberaniannya membuka fakta itu bisa menjadi momentum reformasi yang sesungguhnya—asal tidak berhenti di wacana.



