Jakarta — Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mempersilakan masyarakat yang hendak mudik saat lebaran Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah nanti dengan syarat harus sudah menjalani vaksinasi booster mendapat kritikan tajam.
Salah satu kritikan datang dari Imam Besar Islamic Center New York, Imam Shamsi Ali.
Bagi Imam Shamsi Ali, pernyataan itu menyiratkan ada hal yang tidak fair dari ucapan presiden tersebut.
Dia lantas membandingkan syarat vaksin booster tidak berlaku pada saat Hari Raya Natal 2021 dan Hari Raya Imlek tahun 2022.
Imam Shamsi Ali juga membandingkan dengan kehadiran ribuan masyarakat pada ajang MotoGP yang digelar di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) akhir pekan lalu.
Saat itu, tidak ada syarat harus vaksinasi booster untuk bisa menjadi penonton Marc Marquez cs.
“Apakah yang hadir di balapan motor Mandalika dipersyaratkan Booster? Kalau tidak, lalu kenapa yang mudik ada syaratnya?” tanyanya lewat akun Twitter pribadi, Rabu malam (23/3).
Presiden of Nusantara Foundation Imam Shamsi Ali menilai bahwa masalah mendasarnya bukan pada orang sudah divaksin atau dibooster.
Tetapi pada aturan yang seolah tidak diterapkan merata dan adil pada seluruh rakyat.
“Pada penerapan aturan yang kadang kehilangan ‘sense of justice’. Tidak fair itu meresahkan,” tegasnya.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi telah mempersilakan masyarakat untuk mudik saat Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah. Hanya saja, dia meminta masyarakat untuk lebih dulu mendapatkan dua kali suntikan vaksin COVID-19 dan suntikan vaksin penguat (booster).
“Bagi masyarakat yang ingin melakukan mudik, dipersilakan, juga diperbolehkan, dengan syarat sudah mendapatkan dua kali vaksin dan sekali booster serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” kata Jokowi, Rabu (23/3).