Telepon 1,5 Jam Xi Jinping–Trump: Bahas Perdagangan, Taiwan, dan Undangan ke Beijing
Infoaceh.net – Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan pembicaraan via telepon selama 1,5 jam pada Kamis (5/6/2025).
Percakapan ini menjadi momen penting untuk meredakan ketegangan dan memperbaiki arah hubungan dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Dalam laporan resmi yang dirilis Kementerian Luar Negeri China dan dikutip ANTARA di Beijing, Xi menyatakan bahwa hubungan bilateral harus dikendalikan dengan menetapkan arah yang jelas, serta menyingkirkan segala jenis gangguan yang berpotensi menimbulkan konflik.
“Untuk memperbaiki arah hubungan China-AS, kita perlu mengendalikan dan menetapkan arah, terutama untuk menghilangkan segala jenis gangguan. Ini sangat penting,” ujar Xi dalam pernyataan resminya.
Xi menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan mekanisme konsultasi ekonomi dan perdagangan yang telah disepakati di Jenewa, Swiss pada 11 Mei 2025. Ia menyebut langkah-langkah yang diambil oleh delegasi kedua negara merupakan sinyal positif bahwa jalur dialog dan kerja sama masih terbuka lebar.
“Dialog dan kerja sama adalah satu-satunya pilihan yang tepat,” tegas Xi.
Ia juga meminta AS untuk secara objektif melihat kemajuan pelaksanaan kesepakatan dan segera mencabut tindakan-tindakan negatif terhadap China. Xi menyerukan penguatan kerja sama lintas sektor: dari diplomasi, militer, perdagangan, hingga penegakan hukum.
Isu Taiwan kembali mencuat dalam pembicaraan tersebut. Xi menekankan bahwa Amerika Serikat harus berhati-hati dalam menangani masalah Taiwan agar tidak dimanfaatkan oleh kelompok separatis untuk memancing konflik berskala besar.
“Amerika harus mencegah kelompok separatis Taiwan menyeret China dan AS ke dalam konfrontasi yang berbahaya,” tegas Xi.
Dalam pernyataan terpisah yang disampaikan melalui platform media sosial Truth Social, Trump menegaskan bahwa dirinya menghormati Presiden Xi dan menyambut baik pertumbuhan ekonomi China.
“AS senang melihat ekonomi China tumbuh kuat. Kerja sama kita bisa menghasilkan banyak hal baik,” kata Trump.
Ia menambahkan bahwa AS akan tetap konsisten menjalankan kebijakan Satu China, dan memastikan implementasi kesepakatan perdagangan yang telah dicapai dalam perundingan Jenewa.
Trump juga menyampaikan bahwa AS akan mengirim tim negosiator yang terdiri dari Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer.
Trump menekankan bahwa hampir seluruh pembicaraan terfokus pada isu perdagangan, terutama menyangkut perjanjian terbaru dan sengketa soal mineral tanah jarang.
“Tidak ada pembahasan mengenai Rusia/Ukraina atau Iran. Fokus kami adalah perdagangan. Kami akan umumkan lokasi dan jadwal pertemuan lanjutan dalam waktu dekat,” tulis Trump.
Dalam percakapan hangat itu, Xi juga mengundang Trump dan Ibu Negara untuk kembali mengunjungi China. Trump menyambut undangan tersebut dengan antusias, menyebut pertemuan langsung sebagai langkah penting bagi pemimpin dua kekuatan besar dunia.
“Sebagai presiden dari dua negara besar, kami berdua menantikan pertemuan ini,” ujar Trump.
Panggilan telepon ini terjadi di tengah memburuknya hubungan kedua negara setelah saling tuduh melanggar kesepakatan Jenewa. Ketegangan meningkat sejak Februari 2025 ketika Washington dan Beijing mulai memberlakukan bea masuk baru terhadap produk masing-masing.
Pekan lalu, AS juga mengumumkan kebijakan agresif untuk mencabut visa mahasiswa asal China, langkah yang dinilai dapat memukul komunitas pelajar internasional terbesar di Negeri Paman Sam.
- bea impor AS China
- China AS perdagangan
- diplomasi Xi Jinping Trump
- hubungan dagang AS China
- hubungan internasional AS China
- hukum
- kebijakan satu China
- konflik Taiwan
- Konsensus Jenewa
- kunjungan Trump ke China
- mahasiswa China di AS
- mineral tanah jarang
- nasional
- perang dagang 2025
- peristiwa
- politik
- tarif dagang China
- Trump Xi Jinping telepon
- www.infoaceh.net