Serta medali perunggu Kontingen Bireuen disumbangkan Saiful Bahri yang bermain di papan dua beregu putra nomor catur cepat. Dan medali perunggu Kontingen Simeulue disumbangkan Hendriko Aditama yang bermain di perorangan putra.
“Semua medali tersebut dari nomor catur cepat. Setelahnya catur cepat, pertandingan cabang olahraga catur dilanjutkan dengan nomor catur klasik atau standar dengan waktu bermain 90 menit. Nomor catur klasik berlangsung tujuh babak,” kata Teuku Ardiansyah.
Teuku Ardiansyah yang juga Sekretaris Pengurus Provinsi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Aceh mengatakan cabang olahraga catur diikuti delapan kabupaten/kota untuk beregu serta delapan atlet perorangan masing-masing putra dan putri.
Untuk beregu putra diikuti Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Timur, Bireuen, Kabupaten Aceh Tengah, Kota Banda Aceh, serta tuan rumah Kabupaten Pidie.
Sedangkan perorangan putra diikuti atlet dari Kota Sabang, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Simeulue, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Jaya, Kota Banda Aceh, serta tuan rumah Kabupaten Pidie.
Serta perorangan putri diikuti Kota Banda Aceh dua atlet, Kabupaten Aceh Tengah, Kota Langsa, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Besar, Kota Sabang, dan tuan rumah Pidie.
“Atlet cabor catur, baik beregu maupun perorangan yang bertanding di PORA merupakan mereka yang lolos seleksi Pra PORA di Kabupaten Aceh Barat Daya pada Oktober 2021. Sedangkan tuan rumah otomatis lolos,” kata Teuku Ardiansyah.
Teuku Ardiansyah mengatakan cabor catur memperebutkan 63 medali, masing-masing 21 emas, 21 perak, dan 21 perunggu. Terdiri enam medali emas perorangan putra dan putri. Serta 16 medali emas dari beregu putra.
“Sistem pertandingan digunakan round robin serta pairing menggunakan sistem swiss manager PORA ini juga ajang seleksi atlet cabor catur untuk PON 2024, di mana Aceh dan Sumatera Utara menjadi tuan rumah bersama,” kata Teuku Ardiansyah. (IA)