Mungkin momen 24 tahun lalu itu bisa terjadi lagi malam nanti, dan menjadi semakin menarik karena pemain-pemain Iran juga sepertinya memprotes perlakuan pemerintahnya terhadap para demonstran yang sudah menewaskan banyak orang termasuk gadis berusia 22 tahun, Mahsa Amini, yang meninggal dunia dalam tahanan dan memicu protes nasional berkaitan berpakaian menurut syariat di negara itu.
Tim Melli menolak menyanyikan lagu kebangsaan Iran dalam pertandingan pertamanya melawan Inggris untuk menunjukkan solidaritas kepada pengunjuk rasa, sampai mengundang ejekan dari pendukungnya sendiri.
Di tengah meningkatnya tekanan agar para pemain netral dalam gerakan unjuk rasa nasional itu, Iran bangkit mengalahkan Wales setelah tiga hari sebelumnya mereka diluluh-lantakkan Inggris 2-6.
Berhalter mencermati betul kebangkitan Iran itu dengan mewaspadai ancaman Iran yang bisa menghempaskan Wales dengan begitu meyakinkan.
“Sekarang kami harus yakin bahwa kami cukup bagus untuk melaju ke putaran kedua,” kata pelatih Iran Carlos Queiroz.
Namun demikian Queiroz menaruh respek kepada Amerika Serikat yang disebutnya sebagai tim yang brilian.
Queiroz tak ingin fokus teralihkan kepada hal-hal dil luar sepakbola, “karena yang ingin kami lalukan adalah mempersembahkan hadiah kepada pendukung Iran.
Riuh Bendera Iran Diubah, Pelatih AS Minta Maaf
Sementara itu, atmosfer jelang duel Iran vs Amerika Serikat kian panas karena penampakan bendera Iran diubah AS di media sosial. Pelatih AS Gregg Belhalter pun minta maaf.
Laga Grup B Piala Dunia 2022 antara Iran vs Amerika Serikat dijadwalkan digelar di Stadion Al Thumama, Rabu (30/11) pukul 02.00 WIB.
Saat ini Iran duduk di peringkat kedua klasemen grup dengan tiga poin, di atas Amerika Serikat (3) yang baru mengumpulkan dua angka.
Kisruh dimulai setelah sejumlah akun media sosial timnas AS memperlihatkan bendera Iran yang berubah tampilannya. Bendera Iran yang berwarna dasar hijau-putih-merah dihilangkan logo Republik Islam yang berada di tengah-tengah bendera.