Banda Aceh — Para suporter dan pendukung setia Persiraja Banda Aceh diingatkan agar tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu malam (1/10/2022) yang menewaskan ratusan orang penonton, jangan sampai terjadi di Stadion H Dimurthala Lampineung, Banda Aceh.
Apalagi, sebelumnya insiden anarkis dan kericuhan pernah terjadi di kandang Laskar Rencong itu pada Senin malam (5/9/2022).
Insiden anarkis pernah terjadi di Stadion H Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh awal bulan lalu, saat penonton kecewa akibat laga Liga 2 antara Persiraja Banda Aceh vs PSMS Medan gagal digelar karena lampu stadion mati akibat kehabisan bahan bakar minyak.
Akibatnya penonton yang sudah menunggu berjam-jam marah, lalu merusak dan membakar fasilitas Stadion H Dimurthala Lampineung
“Kita prihatin dan sangat berduka atas insiden yang terjadi di Kanjuruhan Malang. Ini adalah bencana besar dunia sepakbola tanah air, bahkan menjadi atensi FIFA dan media luar negeri. Tidak ada sedikitpun hasil positif yang kita dapatkan atas semua bentuk tindakan ceroboh dan emosional kita,” kata Ketua Komisi III DPRK Banda Aceh Irwansyah ST kepada wartawan, Ahad (2/10/2022).
Irwansyah mengatakan tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang harus menjadi pelajaran bagi semua dan insiden terakhir. Tidak boleh lagi ada insiden serupa terjadi, termasuk di Banda Aceh, jangan sampai terjadi.
“Termasuk di Aceh, kita harapkan agar semua kita bisa menjaga sportivitas dan ketertiban. Baik selama pertandingan dan usai pertandingan. Kemarin kita juga menyayangkan masih ada insiden pemukulan wasit dan chaos pada laga tarkam di Abdya. Hal-hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi,” ujar politisi muda PKS ini.
Irwansyah mengungkapkan dalam insiden Kanjuruhan, Malang itu semua pihak dirugikan. Bisa kena sanksi, bahkan pemain yang anarkis dan memukul bisa dipidana, penonton yang anarkis juga bisa dipidana.
“Kita tidak mengharapkan hal itu terjadi. Apalagi, saat ini PSSI resmi menghentikan Liga 1 Indonesia sebagai evaluasi terhadap seluruh perangkat pelaksanaan. Jika sudah demikian maka yang dirugikan adalah pemain, klub, suporter dan pecinta sepakbola yang tidak bisa lagi bermain,” jelasnya.