“Selain fokus pada persiapan percepatan penyelenggaraan PON 2024, saat ini Aceh juga sedang memacu persiapan Pekan Olahraga Aceh (PORA) yang akan dilaksanakan akhir November 2022,” Mualem.
“Mengingat waktu yang tersisa hanya dua tahun lagi, dan agar target sukses pelaksanaan tercapai maksimal, kami (Aceh) memutuskan untuk fokus pada percepatan persiapan PON 2024,” pungkas Mualem.
Sebelumnya, KONI Aceh menyatakan akan menolak menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) XI Sumatera 2023, mengingat hingga saat ini kesiapan daerah ini belum maksimal. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum I KONI Aceh Teuku Rayuan Sukma.
Aceh terpilih menjadi tuan rumah PON XXI pada 2024 bersama Sumatera Utara (Sumut). Seiring dengan itu, kata dia, Aceh juga ditunjuk sebagai tuan rumah Porwil 2023, sehingga harus mempersiapkan segala kebutuhan seperti venue dan fasilitas lainnya.
Namun, lanjut Rayuan Sukma, hingga saat ini pihaknya sedang mempersiapkan Aceh sebagai tuan rumah PON 2024, maka tidak siap menjadi tuan rumah Porwil Sumatera tahun depan.
Maka dengan ketidaksiapan ini, menurut dia, KONI Aceh mengusulkan penolakan Aceh sebagai tuan rumah Porwil Sumatera.
“Artinya dalam pertemuan yang akan datang, yang membicarakan persoalan Porwil, maka Aceh ingin menyampaikan penolakan ini dan berharap ada daerah lain yang bisa menjadi tuan rumah penyelenggara,” katanya.
Dijelaskan dia, Porwil merupakan salah satu ajang pra kualifikasi PON. Mengingat Aceh dan Sumut menjadi tuan rumah bersama, maka atlet Aceh tidak perlu mengikuti Porwil atau pra kualifikasi, tetapi semua atlet dinyatakan lolos secara otomatis pada PON 2024.
“Hari ini Aceh dan Sumatera Utara, atletnya, semuanya tidak perlu ikut Porwil, pra kualifikasi PON, karena kita lolos wildcard, otomatis,” katanya.
Rayuan Sukma berharap setelah Aceh menyampaikan penolakan nanti ada provinsi lain di Sumatera yang menyanggupi untuk menjadi tuan rumah Porwil Sumatera 2023. (IA)