Pelaku Olahraga Prihatin dengan Persiapan Aceh Hadapi PON 2024
BANDA ACEH – Forum Pemimpin Redaksi Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Aceh menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Apa Kabar PON Aceh-Sumut”.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh, Kamis, 12 Oktober 2023, otu menghadirkan tiga yakni para pelaku olahraga sebagai narasumber, yaitu Presiden Federasi Kurash Indonesia (Ferkushi) TA. Hafil Fuddin, Wakil Ketua Umum KONI Aceh T. Rayuan Sukma dan praktisi olahraga yang juga Ketua Pengprov Petanque Aceh, Abdurrahman.
FGD diikuti para Pemred dan CEO di organisasi SMSI serta Ketua PWI Aceh bersama sejumlah pengurus di jajarannya.
Diskusi berlangsung dinamis lantaran ada kekhawatiran jika PON Aceh tidak terlaksana dan gencarnya penolakan sejumlah kalangan—termasuk anggota DPRA—yang tak setuju dana APBA sebesar Rp 1,2 triliun digunakan untuk PON XXI.
Mayjen TNI (Purn) TA Hafil Fuddin yang juga mantan Pangdam Iskandar Muda mengaku miris dan kecewa dengan persiapan Aceh selaku tuan rumah PON XXI tahun 2024 yang akan dilaksanakan bersama Sumatera Utara (Sumut) dalam waktu kurang dari setahun lagi.
T Hafil Fuddin dalam pemaparannya secara blak-blakan menyatakan keheranan kenapa hingga saat ini belum ada pergerakan yang bisa menjadi pengetahuan bagi masyarakat kalau daerah ini akan melaksanakan sebuah event besar bernama PON.
Menurut Hafil, event sebesar PON dengan tuan rumah bersama antara Aceh-Sumut harusnya sudah terlihat persiapan seperti terbangunnya infrastruktur olahraga yang baru, bahkan ada venue-venue baru.
Selain itu, sosialisasi PON, sebagai informasi kepada masyarakat, seperti baliho di ttitik-titik strategis yang berisi kalimat-kalimat kesiapan daerah ini melaksanakan PON XXI juga belum terlihat.
“Harusnya sudah ada informasi PON dengan hitungan mundur di berbagai media. Misalnya, 300 hari lagi menuju PON XXI. Ini tidak ada sama sekali, sepi dan miris,” katanya.
Menurut Hafil, even sebesar PON tersebut bisa meningkatkan prestasi atlet sebab adanya fasilitas baru olahraga, sehingga optimalisasi pemanfaatan sarana olahraga mampu mendorong prestasi atlet di Aceh.