“Apalagi rata-rata sistem penganggaran untuk tahun 2023 sudah selesai. Jadi banyak para bupati/wali kota berharap PORA tetap dilaksanakan pada tahun 2022,” kata Dedy menyampaikan pernyataan Sekda.
Jika PORA XVI diundur 2023, dikhawatirkan nantinya tidak ada kabupaten/kota yang ikut berpartipasi karena ketiadaan anggaran.
“Atas dasar itulah PORA XVI tetap dilaksanakan di Pidie pada 10 Desember 2022,” tambah Dedy.
Dedy juga menyampaikan, pada gelaran PORA ke-14 di Pidie ada 36 cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan dan semua pertandingan dimaksimalkan di Pidie.
Terkait teknis pelaksanaan, untuk beberapa cabor yang terkendala dilaksanakan di Pidie, seperti cabor renang dan menembak, dapat dialihkan lokasi pelaksanaannya ke Kabupaten Aceh Besar, dan sepatu roda di kota Banda Aceh.
Jika dalam perkembangan hingga waktu pelaksanaa nantinya ada beberapa venue tidak rampung pengerjaannya, juga akan dialihkan ke Banda Aceh atau Aceh Besar.
Di akhir rapat, Sekda juga menginstruksikan untuk dilakukan rapat lanjutan.
“Dalam dua atau tiga hari ke depan kita akan duduk (rapat) lagi, dan tempatnya wajib dilaksanakan di Pidie. Sekaligus untuk kembali meninjau lokasi. Begitu arahan Sekda,” kata Dedy.
Sementara Ketua Harian KONI Aceh Abu Razak pada rapat tersebut juga menyampaikan, selain dasar pertimbangan anggaran kabupaten/kota peserta PORA, pelaksanaan PORA XVI tetap di tahun 2022 juga untuk menjaga ritme persiapan menuju PON XXI Tahun 2024 Aceh-Sumatera Utara.
“Dari hasil PORA Pidie tahun 2022 kita akan menjaring bibit-bibit atlet potensial untuk dibina menuju PON tahun 2024. Jika PORA dilaksanakan di tahun 2023, kita sangat kekurangan waktu untuk menjaring dan mempersiapkan atlet,” sebut Abu Razak. (IA)