Persiraja vs PSMS Rusuh, Penonton Marah Lempar Botol ke Pemain, Kapten Tim Lawan Dipukul
Usai pertandingan berakhir sekitar pukul 22.23 WIB, Wakil Presiden Presiden Persiraja Yudi sempat bersitegang dengan official PSMS. Aksi Yudi itu memicu suporter di Tribun A, B dan VIP melempari botol ke arah pemain PSMS.
Hujan botol air mineral menyebabkan pemain PSMS menjauh ke tengah lapangan. Penonton menunggu pemain Ayam Kinantan masuk ke ruang ganti namun mereka memilih bertahan di dalam lapangan.
Sekitar setengah jam berselang, pemain berhasil masuk ke ruang ganti. Sementara di pintu masuk VVIP, Mantan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi sempat bersitegang dengan manajemen Persiraja.
Edy sempat dikerubungi. Namun polisi berhasil melakukan pengamanan sehingga memisah petinggi kedua klub itu.
Sementara di luar stadion, suporter mengepung bus PSMS. Akibat kepungan itu, pemain PSMS baru keluar baru keluar stadion sekitar pukul 00.50 WIB, Minggu (19/11).
Bus PSMS dikawal ketat polisi hingga ke lokasi penginapan di kawasan Setui. Sejumlah suporter mengikuti dari belakang bus dengan mengendarai motor.
“Kita sepakbola 90 menit, saya orang Indonesia berusaha memperbaiki sepakbola Indonesia, tapi kalau seperti ini gak mungkin lah saya sendiri. Pemain saya ada yang dikeroyok, dihantam, di ruang sempit seperti itu petugas gak ada sama sekali,” kata Pelatih PSMS Miftahudin dalam konferensi pers usai pertandingan.
Pemain PSMS Medan Rachmad Hidayat mendapat perlakuan tidak terpuji.
Aksi pemukulan dialami Rachmad Hidayat ketika hendak meninggalkan lapangan yang situasinya sudah tidak kondusif.
Kapten PSMS Medan itu diduga dipukul oleh oknum manajemen Persiraja Banda Aceh. Dalam foto yang beredar, kening Rachmad Hidayat terlihat benjol.
“Eh polisinya diam aja,” ucap Rachmad Hidayat dalam sebuah video yang yang beredar Sabtu tengah malam.
Pelatih PSMS Miftahudin Mukson tak menampik pertandingan berlangsung keras.
Menurut dia, pemain PSMS Medan merasa tertekan dengan cara bermain lawan yang kurang sportif.
Kerasnya laga membuat Miftahudin mengibaratkan pertandingan melawan Persiraja seperti perang.