“Piala Dunia menjadi katalis bagi pemerintah Qatar yang ingin mengatasi masalah infrastruktur negara,” kata Kieran Maguire, spesialis keuangan sepak bola di Universitas Liverpool, kepada DW.
“Ini memberi mereka titik fokus. Dibandingkan dengan Piala Dunia lainnya, ini jauh lebih mahal,” sambungnya.
Ini menjadi semacam “taruhan kekuatan halus” sangat besar bagi Qatar yang sebenarnya akan berakhir dengan kerugian dalam hal komersial, menurut Plumley. Tapi ini sesuatu yang tidak terlalu menjadi perhatian Doha karena mereka memiliki kekayaan energi sangat besar.
Keuntungan utama yang dicari Qatar adalah nonkomersial, lanjutnya.
“Hubungan internasional adalah motivasi utama Qatar sebagai tuan rumah turnamen dan ini juga tentang kekuatan halus terkait strategi pertahanan dan keamanan. Uang jelas bukan masalah bagi Qatar. Negara ini jelas mampu menjadi tuan rumah Piala Dunia dan mereka bersedia menanggung kerugian. Dalam banyak hal, Piala Dunia 2022 adalah sebuah anomali keuangan.”
Sebuah warisan gelap
Sekalipun merupakan sebuah anomali keuangan, Piala Dunia Qatar 2022 masih harus bergulat dengan pertanyaan tentang “warisan” apa yang ingin mereka tinggalkan. Bahwa turnamen ini harus meninggalkan jejak yang berarti bagi masyarakat luas di negara yang membenarkan pemborosan keuangan hanya dalam empat minggu sepak bola.
Hal ini menjadi perjuangan besar bagi Piala Dunia kebanyakan. Akan tetapi dalam kasus Qatar, ada keraguan serius.
Salah satu masalah yang paling jelas adalah stadion. Dari delapan tempat, tujuh telah dibangun dari nol untuk Piala Dunia 2022. Pemerintah mengatakan biaya pembangunannya mencapai 6,5 miliar dollar AS. Setelah Piala Dunia selesai, negara berpenduduk hanya 2,8 juta orang itu tampaknya tidak akan membutuhkan begitu banyak stadion-stadion besar.
Fenomena yang dikenal dengan nama “gajah putih” kerap menjadi masalah bagi tuan rumah Piala Dunia, dan Qatar bermaksud untuk memutus siklus itu. Disebutkan, tiga stadion nantinya akan terus dipakai untuk lokasi pertandingan, sementara lima lainnya akan dibongkar, diubah untuk tujuan alternatif, atau kapasitasnya dikurangi secara signifikan.