Komentar ketua MPD, sebagai lembaga resmi, memberikan semacam legitimasi politis pada perlawanan kepala madrasah seolah mengisyaratkan bahwa praktik tersebut sah-sah saja.
LP2A, sebagai lembaga pemantau, menggeser fokus perdebatan dari ranah hukum ke ranah filosofis. Mereka berargumen bahwa penegakan hukum oleh Ombudsman “menghalangi” upaya sekolah untuk maju. Padahal, yang terjadi adalah penegakan hukum yang bertujuan untuk memperbaiki praktik yang melanggar.
Perbedaan Sudut Pandang dan Langkah Konkret
Polemik ini adalah cerminan dari dilema besar dalam dunia pendidikan, yang merupakan pertarungan antara tiga pandangan utama.
Pandangan Aturan dan Kejujuran: Pandangan ini berpegang teguh pada hukum yang membedakan pungutan (wajib, dilarang) dari sumbangan (sukarela, diperbolehkan).
Pandangan Realitas dan Kualitas
Pandangan ini fokus pada kondisi di lapangan, di mana dana pemerintah tidak cukup untuk membiayai operasional, sehingga partisipasi finansial orang tua dianggap perlu untuk meningkatkan mutu.
● Pandangan Mencari Akar Masalah: Pandangan ini melihat pungutan hanyalah gejala dari kegagalan sistem pendanaan pemerintah, dan solusinya adalah pemerintah harus menjamin pendanaan yang cukup.
Solusi tidak bisa hanya mengandalkan satu pilar, tetapi harus merangkul semua elemen. Inovasi yang sebenarnya bukan mencari cara baru untuk memungut dana, melainkan membangun pondasi integritas dan kepercayaan.
Contoh langkah konkret yang sudah berhasil diterapkan di banyak madrasah meliputi sistem transparansi digital, crowdfunding untuk proyek spesifik, mengelola dana berbasis wakaf dan infaq, serta mendorong orang tua untuk aktif sebagai mitra komite.
Pada akhirnya, polemik ini menjadi pengingat yang menyakitkan: bahwa sebuah niat baik tidak akan pernah membenarkan pelanggaran. Masa depan madrasah terletak pada komitmen para pemimpinnya untuk tidak hanya menjadi pendidik yang baik, tetapi juga manajer yang berintegritas.
Hanya dengan cara ini, kita bisa memastikan bahwa madrasah akan menjadi lembaga yang terpercaya dan terhormat di mata masyarakat. Sebab, integritas adalah investasi pendidikan yang paling fundamental.