Hindari Rafats, Fusuq dan Jidal Untuk Meraih Haji Mabrur
Ternyata ada amalan-amalan yang semestinya diperbanyak di sana, dan adapula perbuatan-perbuatan yang mesti dihindari agar amal ibadah yang dilakukan menjadi maqbul dan mabrur.
Al-Qur’an menjelaskan barang siapa yang telah menyatakan dirinya siap untuk masuk dalam ibadah haji/mengambil ihram, semestinya ia menghindari ucapan dan tindakan Rafats yang oleh ulama dimaknai dengan perilaku pornografi, segala ucapan maupun tindakan yang mengarah kepada pornografi.
Jadi segala hal yang menjurus kepada perkataan kotor dan jorok sangat dilarang, bahkan bisa menghilangkan pahala amalan haji dan umrah.
Ucapan lain yang dilarang ketika melakukan ibadah haji dan umrah adalah perkataan Fusuq. Fusuq adalah perkataan cacian, sumpah serapah, ghibah, makian dan kata-kata yang tidak layak dikeluarkan, karena Rasulullah menyatakan bahwa mencaci-maki sesama muslim merupakan perbuatan fusuq.
Perbuatan lain yang wajib dihindari ketika melakukan ibadah haji ialah jidal. Jidal adalah debat kusir, debat yang tidak didasari dengan hujjah dan argumentasi ilmiyah, dan barometer keilmuan yang jelas.
Al-Qur’an mengajarkan kepada kaum muslimin, apabila ingin melakukan debat hendaknya dengan billati hiya ahsan, dengan metode yang baik dan benar, karena debat yang benar juga salah satu metode yang diajarkan dalam berdakwah.
Dapat disimpulkan bahwa segala ucapan yang mengandung Rafats, Fusuq dan Jidal merupakan perbuatan tercela yang semestinya dihindari bagi orang yang ingin menggapai haji mabrur dan ingin mendapat kebahagiaan dalam hidup.
Karena setiap ucapan yang dikeluarkan melalui lisan seorang muslim, ada dua malaikat yang selalu mencatatnya, baik ucapan itu baik, maupun buruk.
Ada Raqib dan ‘Atid yang tidak pernah jemu mencatat setiap ucapan yang dikeluarkan oleh setiap hamba.
Setiap ucapan atau perkataan yang dikeluarkan tentu mengandung kebaikan ataupun keburukan. Setiap ucapan yang baik mengandung energi positif yang akan mengantarkan orang yang membiasakannya kepada kebaikan di dunia dan akhirat.
Adapun ucapan buruk mengandung energi negativ yang bila seseorang membiasakannya akan menyengsarakan dan menyebabkan ia mendapat tempat yang tidak mulia di dunia dan akhirat.