INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© PT. INFO ACEH NET All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Opini

Isra’ Mi’raj, Simbolisasi Perjalanan Hidup Manusia (Bagian 3)

Last updated: Minggu, 14 Maret 2021 09:52 WIB
By Redaksi
Share
7 Min Read
SHARE

Oleh: Imam Shamsi Ali*

Di malam itu Rasulullah SAW berada di rumah sepupunya, Fakhita binti Abi Thalib, yang merupakan kakak dari dua sahabat yang terkenal, yaitu Ali dan Ja’far bin Abi Thalib. Fakhita juga dikenal dengan gelar “Ummu Hani”.

Diantara tidur dan terjaga Rasulullah didatangi oleh Jibril, diajak ke masjidil haram. Di sanalah dada beliau dibelah, lalu dibersihkan dengan air zamzam. Lalu terjadilah perjalanan suci itu dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.

- ADVERTISEMENT -

Life is a Journey

Jika kita renungi peristiwa itu akan nampak jelas bahwa perjalanan itu adalah penggambaran dari kehidupan manusia itu sendiri. Bahwa hidup manusia sesungguhnya adalah sebuah perjalanan (a journey) dari sebuah titik poin menuju kepada titik poin yang sama.

- ADVERTISEMENT -
Legalisasi Tambang Rakyat: Jalan Keadilan Menyerap Tenaga Kerja dan Memperluas PAD
Gubernur Bobby yang Gagal Paham
Komunikasi Publik Umpama Pedang Bermata Dua: Bisa Bangun atau Hancurkan Aceh

Perjalanan hidup itu yang kerap terekspresi di saat seseorang meninggal dunia: “Innalillahi wainna ilaihi rajiun”. Bahwasanya manusia itu berasal dari Allah dan akhirnya di akhir perjalanan (hidupnya) dia akan kembali kepada-Nya.

Pada perjalanan Isra’ Mi’raj itu sebagai simbolisasi perjalanan hidup manusia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan secara dekat.

Pertama, dibersihkannya hati Rasulullah SAW dengan air zamzam.

Kedua, perjalanan dari masjid (al-haram) menuju masjid (al-Aqsa).

- ADVERTISEMENT -

Ketiga, perjalanan dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha.

Ketiga hal itu terwakili atau tersimbolkan dalam proses perjalanan malam (Isra’ Mi’raj) Rasulullah SAW. Menunjukkan bahwa peristiwa Isra Mi’raj memang merupakan simbolisasi perjalanan hidup manusia secara menyeluruh.

Fitrah adalah jati diri hidup

Seperti yang disebutkan di atas bahwa sebelum memulai perjalanan malam itu Jibril membelah dada baginda Rasulullah SAW dan membersihkannya dengan air Zamzam. Mengindikasikan bahwa perjalanan suci itu harus dimulai dengan kefitrahan dan hati yang bersih.

Sesungguhnya hidup manusia secara totalitas juga demikian. Untuk efektifitas dan bernilai tambah, manusia dalam hidupnya harus menjaga kebersihan hatinya. Manusia harus menjaga fitrahnya.

Fitrah itu sendiri menjadi jatidiri sekaligus fondasi hidupnya yang sejati. Ketika manusia masih menjaga fitrahnya maka hidupnya akan tetap berada di jalur yang benar (on the right track). Tapi ketika fitrah tersembunyi oleh ragam kotoran dunia, hidup manusia akan menjadi kotor pula.

Gambaran itu kemudian disimpulkan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya: “Sesungguhnya pada diri manusia itu ada segumpal darah. Jika segumpal darah itu baik maka baiklah seluruh anggota tubuhnya. Tapi jika segumpal darah itu rusak maka rusaklak seluruh anggota tubuhnya. Itu hati”.

Dengan demikian pembersihan hati Rasulullah sebelum memulai perjalanan merupakan simbolisasi dari urgensi menjaga fitrah dan kesucian hati dalam menjalani kehidupan manusia. Berbagai penyakit dalam hidup manusia terjadi karena hati yang kurang sehat.

Dari masjid ke masjid

Tujuan perjalanan Rasul ini adalah ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah shalat. Sejatinya perjalanan ini akan lebih logis dan praktis langsung dari masjidil haram ke Sidratul Muntaha. Tapi kenapa harus dari masjid ke masjid?

Kita sesungguhnya diingatkan bahwa hidup ini adalah perjalanan suci, perjalanan ibadah. Bahwa kita hadir di atas bumi ini tidak lain untuk melakukan pengabdian kita kepada pencipta langit dan bumi. Al-Qur’an menegaskan: “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”.

Oleh karena keberadaan kita di alam ini untuk beribadah maka seluruh detak nadi dan pergerakan kehidupan yang kita lakukan adalah ibadah.

Di sinilah kita lihat relevansinya kenapa masjid. Karena masjid itu berarti tempat sujud. Dan kata sujud dalam definisi Al-Quran itu artinya ketaatan, yang tentu diekspresikan dalam “ibadah” atau pengabdian.

Maka perjalan Isra’ dari masjid ke masjid (masjidil haram ke masjidl aqsa) menyimbolkan pergerakan hidup dari ibadah atau taat ke ibadah atau taat yang lain. Kapan dan dimana saja seorang mukmin itu hanya bergerak dari masjid ke masjid, dari ibadah yang satu ke ibadah lainnya.

Ayat tentang Jumatan misalnya kental dengan penggambaran ini: “Wahai orang-orang beriman, jika panggilan shalat dikumandangkan pada hari Jumat maka bergegaslah kalian ke “dzikrullah” (mengingat Allah)…..”.

Lalu ayat selanjutnya mengatakan: “Jika shalat telah ditunaikan maka bertebaranlah kamu di atas bumi dan carilah keutamaan (rezeki) Allah dan ingatlah kepada Allah banyak-banyak…”.

Kedua ayat itu menggambarkan bagaimana sejatinya tabiat kehidupan manusia. Bahwa hidup ini tidak lain adalah perpindahan dari ibadah/taat kepada ibadah/taat yang lain.

Inilah sesungguhnya makna berjalan dari masjid ke masjid. Dari sebuah tempat sujud ke tempat sujud yang lain.

Perjalanan vertikal dan horizontal

Setelah melalui perjalanan dari masjidil haram ke masjidil Aqsa, Rasulullah pun melanjutkan perjalanan itu ke atas (vertikal). Hal ini menguatkan bahwa hidup manusia itu memiliki dua sisi yang tak terpisahkan. Sisi vertikal dan sisi horizontal.

Dalam bahasa Al-Quran kedua aspek hidup manusia ini diistilahkan “Hablun minallah wa hablun minan naas”.

Kedua aspek kehidupan ini saling terkait. Keduanya penting dan saling mengikat. Keislaman seseorang tidak berarti jika yang menjadi perhatian hanya satu sisi hidup. Seorang Muslim tidak bernilai ketika shalat tapi terus melakukan kejahatan kepada sesama. Sebaliknya juga demikian.

Shalat dalam Islam misalnya hanya akan sah dan diterima ketika dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Takbir adalah simbolisasi komitmen vertikal hidup. Sementara salam adalah simbolisasi aspek horizontalnya.

Demikianlah seterusnya, hendaknya dalam menjalani hidup ini seorang mukmin akan memperhatikan kedua aspek relasi hidup (vertikal dan horizontal) secara imbang. Taat kepada Allah itu harusnya diartikan juga dengan “kind to others” (baik kepada sesama manusia dan makhluk Allah lainnya).

Dengan demikian perjalanan Isra Mi’raj sesungguhnya merupakan penggambaran perjalanan hidup manusia secara totalitàs, apa saja yang menjadi dasar dan tuntutan dalam menjalani hidupnya secara baik dan efektif.

Teruskan perjalanan. Tapi jangan lupa jaga kefitrahan dan kesucian hati Anda! (Bersambung…)

New York, 13 Maret 2021

*Presiden Nusantara Foundation

Previous Article KPA: Jangan Terpengaruh Ajakan Demo Wali Nanggroe
Next Article Tegakkan Syariat Islam, Pemko Banda Aceh Bentuk T2PSI

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
Peneliti Sejarah Aceh, Dr Hilmy Bakar Almascaty
Aceh

Pernyataan KASAD Maruli Simanjuntak Soal Tanah Blang Padang Dinilai Panaskan Situasi Aceh

Minggu, 6 Juli 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN DPRK SABANG
IKLAN WALIKOTA SABANG
IKLAN BANK ACEH ABU PAYA PASI
IKLAN BANK ACEH SEKDA
IKLAN BANK ACEH KAPOLDA BARU
IKLAN DPRK SBG 2 TAYANG
IKLAN DPRK SBG 1
IKLAN DPRK SBG 3
IKLAN DPRK SBG 4
IKLAN BANK ACEH HUT TNI

Berita Lainnya

Aceh gelap gulita akibat padamnya listrik yang mengalami gangguan pasokan. (Foto: Ist)
Opini

Aceh Anak Tiri Republik: Dari Krisis Listrik hingga Antri BBM

Kamis, 2 Oktober 2025
Delky Nofrizal Qutni
Opini

G30S/PLN dan Revolusi Kemandirian Energi Aceh

Rabu, 1 Oktober 2025
Opini

Andai Sultan Iskandar Muda Memimpin Indonesia Hari Ini

Rabu, 1 Oktober 2025
Opini

Dalang Asing di Balik G30S/PKI, Jalan Rekonsiliasi Nasional

Selasa, 30 September 2025
Opini

Pendidikan sebagai Hak Dasar dan Tantangan Nyata di Aceh

Minggu, 28 September 2025
Opini

100 Tahun Hasan Tiro: Deklarator GAM yang Membelah Sejarah Indonesia

Kamis, 25 September 2025
Safuadi Harun ST MSc PhD
Opini

Aceh: Desa Subur di Pinggir Jalan Besar, Kaya Sumber Daya Miskin Prioritas

Selasa, 23 September 2025
Lawatan Prabowo ke Belanda: Martabat RI Dipertaruhkan di Negeri Kolonial
Opini

Lawatan Prabowo ke Belanda: Martabat RI Dipertaruhkan di Negeri Kolonial

Senin, 22 September 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
login
Welcome to Foxiz
Username atau Email Address
Password

Lupa password?