INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Isu Darurat Militer dan Politik Lempar Batu Sembunyi Dalang

Last updated: Minggu, 7 September 2025 22:43 WIB
By Redaksi
Share
Lama Bacaan 5 Menit
Sri Radjasa MBA
Sri Radjasa MBA
SHARE
Penulis: Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen)

AKAL sehat bangsa ini sedang diputarbalikkan. Instrumen keamanan negara seolah kehilangan kemampuan mengidentifikasi siapa musuh sebenarnya, sementara ruang publik dipenuhi narasi yang menyesatkan.

Bahkan sebagian mahasiswa yang dulu dikenal sebagai moral force kini tampak diam, ketika skandal demi skandal yang menyeret keluarga mantan presiden berimplikasi pada keterbelahan bangsa.

Ilustrasi Danantara, Perawan di Sarang Penyamun
DANANTARA: Perawan di Sarang Penyamun

Krisis politik yang kita saksikan hari ini bukanlah peristiwa tiba-tiba, melainkan warisan dari satu dekade kepemimpinan Jokowi yang penuh dengan gaya kepemimpinan otoritarian personal, dibalut syahwat kekuasaan dan tradisi politik.

- ADVERTISEMENT -

Akal sehat bangsa ini sedang diputarbalikkan. Instrumen keamanan negara seolah kehilangan kemampuan mengidentifikasi siapa musuh sebenarnya, sementara ruang publik dipenuhi narasi yang menyesatkan.

Bahkan sebagian mahasiswa yang dulu dikenal sebagai moral force kini tampak diam, ketika skandal demi skandal yang menyeret keluarga mantan presiden berimplikasi pada keterbelahan bangsa.

- ADVERTISEMENT -
Saatnya Erick Thohir Cs Angkat Kaki dari PSSI
Saatnya Erick Thohir Cs Angkat Kaki dari PSSI

Krisis politik yang kita saksikan hari ini bukanlah peristiwa tiba-tiba, melainkan warisan dari satu dekade kepemimpinan Jokowi yang penuh dengan gaya kepemimpinan otoritarian personal, dibalut syahwat kekuasaan dan tradisi politik Jawa yang menolak ikhlas menjadi nomor dua.

Genk Solo adalah representasi paling vulgar dari kultur itu, sebuah pola kekuasaan yang memandang suksesi sebagai ancaman, bukan keniscayaan demokrasi.

Pertanyaannya, siapa yang diuntungkan dari kerusuhan dan penjarahan dalam peristiwa Agustus Kelabu?

Aceh di Persimpangan Tambang: Lepas dari Mulut Buaya, Diterkam Mulut Harimau

Sejarah politik Indonesia mencatat, setiap kerusuhan besar hampir selalu melahirkan “pemenang politik” di balik layar.

- ADVERTISEMENT -

Publik berhak curiga bahwa rakyat sengaja dikorbankan untuk melanggengkan syahwat kekuasaan elite. Demonstrasi menuntut keadilan sosial bisa dengan mudah direkayasa menjadi kerusuhan, karena ada aktor intelektual dengan mens rea yang jelas yakni ambisi merebut kekuasaan.

Ironinya, ketika jejak provokator sudah begitu kasat mata, yang terjadi justru salah bidik aparat: rakyat dituding provokator, sementara dalang di balik layar aman dalam kamuflase politik.

Narasi yang menyebut TNI akan menerapkan darurat militer adalah contoh paling terang dari strategi “lempar batu sembunyi tangan”. Dalam literatur politik, teori scapegoating menyebut bahwa kelompok berkuasa sering menciptakan musuh imajiner untuk mengalihkan krisis legitimasi.

Padahal, TNI setidaknya pasca reformasi jelas memegang teguh identitasnya sebagai tentara rakyat dan nasional. Tidak ada syarat hukum dan politik yang terpenuhi untuk memberlakukan darurat militer.

Maka, tudingan itu bukan saja suudzon, melainkan strategi untuk membangun opini bahwa negara dalam keadaan gagal, sehingga presiden bisa dipaksa mundur.

Dalam konteks ini, wajar bila kecurigaan publik diarahkan pada lingkaran Jokowi yang masih berhasrat mengendalikan kursi presiden, meski era kepemimpinannya sudah berakhir.

Fenomena “lempar batu sembunyi dalang” ini persis seperti dikritik Tan Malaka dalam Madilog bahwa politik penuh manipulasi sering menyamarkan sebab-akibat demi melanggengkan kepentingan kelas berkuasa.

Begitu pula Sun Tzu dalam The Art of War menegaskan, “All warfare is based on deception (Semua peperangan didasarkan pada tipu daya)”. Politik Indonesia hari ini sedang dijalankan dengan strategi tipu daya: menciptakan chaos untuk menutupi siasat makar. Bahkan Al-Qur’an telah memberi peringatan, bahwa para perusak sering tampil dengan wajah reformis: “Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Janganlah membuat kerusakan di muka bumi,’ mereka menjawab: Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya merekalah para perusak, tetapi mereka tidak menyadari.” (QS. Al-Baqarah: 11–12).

Perubahan narasi demo dari “adili Jokowi dan makzulkan Gibran lewat DPR” menjadi “bubarkan DPR” memperlihatkan adanya operasi politik tingkat tinggi.

Amarah rakyat atas gaya hidup hedonis anggota DPR dijadikan legitimasi untuk melemahkan lembaga legislatif, sekaligus menciptakan kesan bahwa demokrasi gagal.

Strategi ini berbahaya, karena membuka ruang kudeta merayap terhadap pemerintahan Presiden Prabowo. Dengan kata lain, Jokowi tengah memainkan politik “angkot” yang menurunkan penumpang di mana saja jika dianggap menghalangi jalan dinasti.

Sejarah politik Indonesia mulai dari kerusuhan 1965, 1998, hingga konflik elite kontemporer, selalu memperlihatkan pola serupa yaitu rakyat dipaksa menjadi korban, sementara aktor elite bernegosiasi di belakang layar.

Kini pola itu berulang dengan wajah baru, lebih terorganisir, lebih sistematis, dan lebih berbahaya. Jika benar ini adalah skenario makar, maka bangsa ini sedang diuji apakah masih punya kesadaran kolektif untuk melawan politik tipu daya yang menggerus nilai kebangsaan.

Bangsa ini tidak boleh terus-menerus tersandera oleh satu keluarga dinasti. Jalan keluarnya bukan menyerah pada narasi chaos, melainkan mencari, menemukan, dan menyingkap siapa sebenarnya pengkhianat bangsa.

Dalam filsafat dialektika materialisme, konflik hanya bisa diurai jika akar penyebabnya dibongkar secara objektif, bukan ditutupi oleh retorika.

Demokrasi harus dibersihkan dari politik keluarga, politik patronase, dan politik lempar batu sembunyi dalang. Hanya dengan itu bangsa ini bisa kembali pada marwahnya yang bermartabat, berdaulat, dan berkepribadian.

Previous Article Bupati Aceh Barat Tarmizi SP mendampingi Komisi V DPRA bersama Dinas Kesehatan Aceh dalam kunjungan ke RS Regional Meulaboh, Sabtu (6/9). (Foto: Ist) Sudah Habis Rp1 Triliun, 5 RS Regional di Aceh Belum Ada yang Fungsional
Next Article MTsN 1 Model Banda Aceh meraih juara umum REALISTIG VII yang digelar SMAN 3 Banda Aceh sejak 30 Agustus hingga 5 September 2025. MTsN 1 Model Banda Aceh Juara Umum REALISTIG Empat Kali Berturut-turut

Populer

Ketua Lembaga Penjaminan Mutu USK Prof Dr Ir Suhendrayatna MEng
Pendidikan
USK Klarifikasi Soal Akreditasi Unggul Hilang di Laman BAN-PT
Selasa, 21 Oktober 2025
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Umum
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Rabu, 28 Mei 2025
Dua band legendaris Indonesia, Slank dan Dewa 19, dijadwalkan tampil dalam dua konser akbar di dua kota berbeda di Aceh — Banda Aceh dan Lhokseumawe. (Foto: Ist)
Aceh
Slank dan Dewa 19 Bakal Guncang Aceh: Gelar Konser di Banda Aceh dan Lhokseumawe
Jumat, 24 Oktober 2025
BPJN Aceh di bawah Kementerian PU dinilai telah lakukan pembohongan publik terkait pelaksanaan sejumlah proyek infrastruktur jalan tahun 2025. (Foto: Ist)
Ekonomi
BPJN Aceh Dinilai Bohongi Publik, Proyek Jalan Senilai Rp145 Miliar Diubah Jadi E-Katalog
Rabu, 22 Oktober 2025
Kasus tindakan asusila yakni 'mobil goyang' bikin heboh warga Pandeglang, Banten
Umum
Viral ‘Mobil Goyang’: Oknum Kepala Desa Akui Video Asusila, Bela Diri Klaim Terjadi Sebelum Menjabat
Selasa, 21 Oktober 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025
IKLAN BANK ACEH ABU PAYA PASI
IKLAN BANK ACEH SEKDA
IKLAN BANK ACEH KAPOLDA BARU
IKLAN DPRK SBG 2 TAYANG
IKLAN DPRK SBG 1
IKLAN DPRK SBG 3
IKLAN DPRK SBG 4
BANK ACEH HUT TNI NEW

Berita Lainnya

Opini

Kereta Api Cut Meutia dan Mimpi Rel Panjang Aceh yang Belum Tuntas

Senin, 20 Oktober 2025
Ilustrasi
Opini

Fenomena Purbaya, Ketika Pejabat Berani Berkata Jujur Dianggap Aneh

Minggu, 19 Oktober 2025
Hanzirwansyah
Opini

Kejernihan Hati di Zaman Penuh Kepura-puraan

Sabtu, 18 Oktober 2025
Opini

Setahun Prabowo Memimpin: Antara Bayang Legacy dan Bayangan Kekuasaan

Rabu, 15 Oktober 2025
Ilustrasi
Opini

Hukum Mati di Tangan Hakim: Ketika Meja Hijau Berubah Jadi Meja Transaksi

Senin, 13 Oktober 2025
Opini

Legalisasi Tambang Rakyat: Jalan Keadilan Menyerap Tenaga Kerja dan Memperluas PAD

Sabtu, 11 Oktober 2025
Opini

Gubernur Bobby yang Gagal Paham

Minggu, 5 Oktober 2025
Opini

Komunikasi Publik Umpama Pedang Bermata Dua: Bisa Bangun atau Hancurkan Aceh

Sabtu, 4 Oktober 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?