Pasal itu bukan pajangan. Ia dijadikan senjata untuk melawan “vampir-vampir ekonomi” yang selama ini menumpuk keuntungan di atas penderitaan rakyat.
Dari Tekad Jadi Gerakan Nyata: Sistem Logistik Desa Bangkit
Koperasi Merah Putih bukan koperasi papan nama. Di baliknya ada rancangan sistem logistik nasional berbasis desa:
• Gudang desa, agar hasil panen tak busuk saat pasar lesu
• Cold storage, agar ikan dan buah tetap segar
• Kendaraan logistik: truk dan pick-up untuk distribusi
• Gerai sembako, LPG, pupuk
• Apotek rakyat dan layanan super mikrofinansial
• Bahkan, kendaraan antar anak sekolah dan kendaraan jualan ibu-ibu.
Semua ini dibiayai oleh Dana Desa Rp2 miliar per tahun, yang selama ini sering tak jelas bekasnya. Kali ini, katanya, akan diawasi berbasis teknologi digital.
Pesan Moral dan Peringatan Terbuka
Lebih dari sekadar kebijakan, pidato itu sarat pesan moral.
• Kepada elit Politik dan birokrasi: Jangan khianati rakyat dengan menjadi bagian dari sistem yang menindas.
• Kepada para pengusaha besar: Hentikan eksploitasi atas penderitaan rakyat kecil.
• Kepada kepala desa dan pengurus koperasi: Awasi dan kawal. Jangan ulangi era “Ketua Untung Duluan.”
Presiden tidak hanya memberi solusi. Ia mengirimkan peringatan:
“Kalau 100 triliun kerugian itu tidak dikembalikan ke rakyat, kita sita saja penggilingan-penggilingan padi yang brengsek itu.”
Mimpi, atau Jalan Pulang?
Saya tahu, sebagian kita skeptis. Sudah banyak koperasi gagal. Sudah terlalu banyak papan nama proyek tanpa isi. Tapi saya juga tahu, revolusi yang besar sering tak datang dari perencanaan rapi, melainkan dari tekad yang tak bisa dihentikan.
Presiden bahkan menyebut bahwa apa yang sedang dihadapi bangsa ini bukan lagi soal mazhab ekonomi. Bukan kapitalisme. Bukan sosialisme. Tapi sistem baru:
“Serakah-nomik,” katanya?”mengacu pada mereka yang mencari untung tanpa etika, tanpa batas.
Dan sebagai jalan tengah dari semua itu, Presiden menyebut koperasi sebagai bentuk modern dari gotong-royong.
Gotong-royong bukan milik partai. Ia milik bangsa. Ia adalah cara paling Indonesia untuk bangkit.