Kapolda Baru Aceh dan Harapan Pembersihan Oknum “Cawe-cawe” Jatah Proyek
Ini bisa menjadi pintu masuk yang kuat bagi Kapolda baru untuk menunjukkan bahwa dirinya bukan sekadar simbol rotasi jabatan, tapi sosok pembaharu yang ditunggu rakyat.
Penegakan hukum yang berkeadilan bukan sekadar jargon “Presisi” dari Mabes Polri. Di Aceh, kata “keadilan” membawa luka panjang dan harapan besar.
Brigjen Marzuki Ali Basyah diharapkan menjadi pemimpin yang tak tunduk pada tekanan elit, tidak berselingkuh dengan kepentingan proyek, dan tidak membiarkan anak buahnya menjadikan seragam sebagai alat intimidasi.
Ia harus mampu menghadirkan hukum sebagai pelindung rakyat, bukan sebagai palu godam kekuasaan.
Jika Brigjen Marzuki mampu menjaga integritas seperti saat memimpin BNNP Aceh, serta menjadikan jabatan barunya sebagai ladang pengabdian di tanah kelahiran—bukan sebagai panggung kekuasaan—maka ia akan dikenang bukan hanya sebagai Kapolda, tapi sebagai sosok pelurus arah hukum di Aceh.
Negeri ini sudah terlalu lama kehilangan kepercayaan pada keadilan.
Selamat datang bertugas di Tanah Rencong, Brigadir Jenderal Marzuki Ali Basyah. Rakyat aceh menggantungkan harapan, semoga tak pupus begitu saja.
*Penulis adalah Ketua DPW Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Anti Korupsi (ALAMP AKSI) Provinsi Aceh