Mamad Si Benteng Mini Warga Israel
Selimut darurat, tisu basah, dan kopi instan ikut masuk daftar. Di sudut ruangan, kulkas kecil berdiri tenang di samping tumpukan kaleng hummus dan biskuit yang masa kedaluwarsanya bisa bersaing dengan lamanya konflik ini berlangsung.
Ruang perlindungan warga menjadi wajib dibangun setelah pengalaman traumatis dalam Perang Teluk 1991, ketika rudal Scud Irak menghantam wilayah Israel dan para warga kesulitan mencapai tempat perlindungan bersama dengan cepat, sebelum serangan tiba.
Mamak (Merkaz Mugan Komati), nama perlindungan publik ini kalau itu, terletak di lantai dasar apartemen. Namun, ia seringkali sulit diakses tepat waktu. Kadang terkunci saat paling dibutuhkan, atau lebih tragis lagi: hancur duluan sebelum bisa menyelamatkan siapa pun.
Lalu muncullah Mamad: ruang perlindungan pribadi dalam rumah, dibangun dengan dinding beton bertulang setebal 20 sampai 30 sentimeter. Pintu bajanya dirancang tahan ledakan. Jendelanya bisa dibuka, tapi dilengkapi penutup logam kedap udara.
Sistem ventilasinya dirancang bisa menyaring gas kimia dan biologis, dengan kipas manual atau otomatis. Atap dan lantainya sekuat dindingnya. Tidak ada celah lemah jika dibangun sesuai standar. Sebuah bunker pribadi, tersembunyi dalam arsitektur sehari-hari.
Saat tidak sedang diserang, Mamad bisa berfungsi biasa. Banyak keluarga menghiasinya seperti kamar lain dalam rumah. Tapi dalam waktu-waktu genting, ia berubah menjadi ruang penentu: antara hidup dan hancur bersama reruntuhan rumah.
Keampuhan Mamad sudah terbukti. Dalam serangan roket dari Gaza tahun 2023, sebuah rumah dua lantai di Ashkelon hancur total. Tapi Mamad di lantai dasar tetap utuh. Semua anggota keluarga yang berlindung di dalamnya selamat.
Meski demikian, tak semua warga menyambut Mamad tanpa suara. Kritik pun muncul. Terutama soal biaya tambahan bagi keluarga menengah ke bawah. Tapi secara umum, Mamad tetap dianggap salah satu inovasi pertahanan sipil efektif di era modern.
Jika dibandingkan dengan sistem pertahanan sipil negara lain, Mamad terbilang unik. Korea Selatan, misalnya, punya jaringan stasiun bawah tanah yang dapat difungsikan sebagai tempat perlindungan. Jepang membangun rumah tahan gempa, tapi tak dirancang menahan misil.