Infoaceh.net

Portal Berita dan Informasi Aceh

Melirik Sikap Jokowi terhadap SBY, Wacana Merebut Single Power di Indonesia

Rakyat Indonesia telah membayar mahal selama satu dekade kepemimpinan Jokowi, yang dituding banyak kalangan telah menggoyahkan fondasi demokrasi dan merusak arah reformasi.
Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Oleh: Sri Radjasa MBA (Pemerhati Intelijen)

Pengamat politik dari Lingkar Demokrasi Nusantara, Rendy Alamsyah, menyebut relasi antara mantqn Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai “rekonsiliasi yang gagal sejak dini.”

Menurutnya, apa yang tampak hari ini merupakan ledakan dari konflik laten yang tidak pernah selesai sejak 2014.

Meskipun tidak selalu terlihat di permukaan, publik dapat membaca adanya tarik-menarik kekuasaan antara dua kekuatan besar politik ini.

Ketegangan itu kembali mengemuka saat isu ijazah palsu Presiden Jokowi mencuat dan secara tidak langsung menyeret Partai Demokrat ke dalam pusarannya.

Ketika Silfester Matutina—relawan garis keras Jokowi—menyatakan di televisi bahwa ada tokoh besar dari partai berlambang mercy yang terlibat dalam pusaran isu tersebut, konfrontasi antar kedua kubu pun semakin tak terbendung.

Tudingan bahwa SBY berada di balik isu ijazah palsu Jokowi dapat dibaca sebagai reaksi paranoid dari kubu Jokowi, apalagi di tengah derasnya wacana pemakzulan Gibran Rakabuming Raka dari jabatan wakil presiden.

Munculnya nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai sosok yang dianggap layak menggantikan Gibran semakin mempertebal ketegangan.

Karakter otoritarian dalam kepemimpinan Jokowi—yang selama ini terselubung—kian nyata dengan politik dinasti yang dibangunnya.

Penempatan Gibran sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto kini mulai terbaca sebagai strategi jangka panjang untuk merebut kembali kekuasaan di 2029, bukan sekadar pengaruh kebapakan dalam politik.

Isu ijazah palsu dan wacana pemakzulan Gibran menjadi dua ancaman utama yang, bagi Jokowi, harus disingkirkan—bahkan jika harus menghalalkan segala cara.

Di sisi lain, kepemimpinan Prabowo sebagai presiden dinilai bisa menjadi batu loncatan strategis untuk memuluskan jalan Jokowi kembali ke puncak kekuasaan.

Kini publik menunggu sikap kenegarawanan Presiden Prabowo. Apakah ia akan membiarkan intrik politik dinasti dan perebutan kekuasaan ini berujung pada konflik horizontal di masyarakat?

author avatar
Redaksi
Redaksi INFOACEH.net
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Lainnya

Wali Kota Lhokseumawe Sayuti Abubakar meresmikan layanan ATM Drive Thru pertama milik Bank Aceh Syariah, Kamis (31/7) yang berlokasi di kawasan Taman Riyadhah. (Foto: Ist)
Penyaluran dana Rp6,2 miliar dari BSI Maslahat kepada Kelompok Wisata/Koperasi Berkah Sabang Indah (BSI) di Gampong Krueng Raya, Kecamatan Sukakarya, Sabang, menuai sorotan karena dana dicairkan sebelum koperasi resmi terbentuk. (Foto: Ilustrasi)
Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRK Banda Aceh, Royes Ruslan
Logo resmi HUT ke-52 Bank Aceh Syariah
Presiden Prabowo Subianto resmi memberikan abolisi kepada Tom Lembong, mantan Menteri Perdagangan
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menginstruksikan seluruh kader partai untuk mendukung pemerintahan Prabowo Subianto, Kamis (31/7/2025).
Polres Aceh Barat menetapkan Mujianto (35), warga Desa Nambo Jaya, Kecamatan Karawaci, Tangerang, sebagai DPO dalam kasus pembunuhan terhadap lansia, Khairuddin (65), warga Desa Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan. (Foto: Ist)
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyatakan pengibaran bendera One Piece sebagai bentuk gerakan sistematis memecah belah bangsa, Kamis (31/7/2025).
Rahayu Saraswati mengungkap praktik eksploitasi seksual di sekitar proyek tambang Papua dan pembangunan IKN.
Warga Desa Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Eko mengaku mendapat teror usai protes acara sound horeg yang berlangsung di wilayahnya.
Dukungan terang-terangan Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi terhadap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memunculkan spekulasi baru soal keterlibatan lebih jauh dalam struktur partai. 
Tutup
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x