INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Menembus Geureutee, Menyingkap Geopolitik Sumber Daya Mineral Aceh

Last updated: Jumat, 31 Oktober 2025 09:07 WIB
By Redaksi
Share
Lama Bacaan 7 Menit
Delky Nofrizal Qutni
Delky Nofrizal Qutni
SHARE
Penulis: Delky Nofrizal Qutni*

Pemerintah pusat akhirnya membuka sinyal kuat untuk membangun Terowongan Geureutee, sebuah proyek infrastruktur yang selama ini hanya hidup dalam wacana.

Lobi politik yang dilakukan Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem, disebut berhasil menembus tembok birokrasi pusat dan menghadirkan kembali cita-cita lama yakni menjadikan jalur Banda Aceh-Barat Selatan sebagai urat nadi ekonomi baru Aceh.

Mahmud Padang
Menanti KPK Basmi Agen Izin Usaha Peubloe (IUP) Nanggroe di Bumi Serambi Mekkah

Terowongan ini memang menjanjikan banyak hal. Ia akan memangkas jarak tempuh hingga 40 persen, mengurangi kecelakaan di tanjakan curam, memperlancar logistik dan mempercepat perputaran ekonomi di delapan kabupaten/kota yang selama ini terisolasi.

- ADVERTISEMENT -

Namun, di balik kabar baik itu, ada hal yang luput disorot apa yang sesungguhnya disembunyikan oleh tubuh Gunung Geureutee yang hendak dibelah itu?

Pertanyaan ini penting, karena proyek dengan nilai investasi triliunan rupiah itu bukan hanya urusan beton dan aspal. Ia juga menyentuh inti geopolitik sumber daya alam Aceh, tentang siapa yang sesungguhnya akan menikmati isi perut bumi ketika proyek ini dijalankan.

- ADVERTISEMENT -
Pemerintah Aceh melalui Badan Kepegawaian Aceh (BKA) menyerahkan SK Gubernur Aceh tentang Pengangkatan 1.343 PPPK Formasi Guru Tahap I Tahun 2024. (Foto: Ist)
Pemerintah Aceh Serahkan SK 1.343 PPPK Formasi Guru Tahun 2024

Gunung yang Dibor, Potensi yang Terbuka

Dalam Detailed Engineering Design (DED) Dinas PUPR Aceh, proyek terowongan ini akan menembus tiga segmen utama: Gunung Paro sepanjang 1.135 meter, Gunung Kulu 1.638 meter, dan Geureutee 2.805 meter. Jika setiap segmen memiliki lebar 10 meter dan tinggi 7 meter, maka volume galian batuan padat yang akan diangkat dari proyek ini mencapai sekitar 280.000 meter kubik.

Dengan densitas rata-rata batuan granit 2,7 ton per meter kubik, berarti total batuan yang akan dikeluarkan bisa mencapai sekitar 756.000 ton.

Warga di Kecamatan Padang Tiji, Pidie, menilai telah terjadi ketidakadilan dalam proses pembebasan lahan proyek jalan tol Sigli-Banda Aceh Seksi 1 Padang Tiji–Seulimeum. (Foto: Ist)
Tanaman Warga Dibabat PT Adi Karya Tanpa Ganti Rugi, Penyebab Jalan Tol di Padang Tiji Mandek

Secara teknis, angka ini setara dengan aktivitas tambang batuan skala kecil hingga menengah. Namun, yang lebih penting adalah apa yang digali.

- ADVERTISEMENT -

Berdasarkan peta geologi lembar Aceh (Pusat Survei Geologi, 2018), Gunung Geureutee tersusun dari batuan intrusi granodiorit dan ultramafik, bagian dari sistem busur magmatik Bukit Barisan yang dikenal kaya mineral sulfida beuoa emas (Au), tembaga (Cu), perak (Ag) dan bahkan logam tanah jarang (rare earth elements).

Batuan intrusi seperti ini sering kali mengandung mineral ikutan dengan kadar emas 1-3 gram per ton batuan. Jika asumsi konservatif itu diterapkan pada 756.000 ton material galian, maka potensi kandungan emas semu dari proyek ini berkisar antara 756 kilogram hingga 2.268 kilogram emas murni.

Dengan harga emas internasional sekitar Rp1,3 miliar per kilogram, nilai total potensi mineralnya bisa mencapai Rp982 miliar hingga Rp2,9 triliun nyaris setara dengan separuh dari estimasi biaya pembangunan terowongan itu sendiri.

Itu belum memperhitungkan logam lain seperti palladium, thorium, atau unsur tanah jarang yang bisa memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dari emas. Dalam geopolitik modern, logam-logam ini menjadi komoditas strategis yang menentukan masa depan industri baterai, energi hijau, dan teknologi pertahanan.

Jika benar lapisan batuan Geureutee menyimpan mineral sejenis, maka proyek ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, melainkan pembukaan babak baru perebutan sumber daya strategis di Tanah Rencong.

Negara seharusnya menyadari bahwa setiap meter batuan yang dibor adalah bagian dari kekayaan nasional yang harus dicatat, diuji, dan diawasi.

Namun, di Indonesia, belum ada mekanisme yang jelas untuk mengaudit material hasil galian proyek infrastruktur seperti ini. Material batuan kerap dianggap “spoils” yakni limbah tanpa nilai ekonomi dan dibiarkan dikelola oleh kontraktor proyek.

Padahal dalam konteks geopolitik mineral, itu sama dengan membuang emas di pinggir jalan.

Antara Jalan Kemajuan dan Jalur Rente

Terowongan Geureutee memang penting secara ekonomi. Jalur ini menjadi satu-satunya penghubung darat yang efisien antara Banda Aceh dan wilayah Barat Selatan. Tapi setiap pembangunan besar selalu membawa dua sisi yaitu kemajuan dan kerentanan.

Dalam sejarah panjang pembangunan nasional, proyek infrastruktur berskala besar sering kali menjadi titik buta pengawasan, tempat di mana rente ekonomi bersarang di balik jargon kemajuan.

Aceh sudah berkali-kali menjadi saksi. Dari gas Arun di Lhokseumawe hingga tambang emas di Beutong dan Nagan Raya, semua menjanjikan kemakmuran, namun meninggalkan jejak ketimpangan.

Kini, Geureutee berpotensi menambah daftar itu jika transparansi dan pengawasan publik tidak diperkuat sejak awal.

Pemerintah pusat boleh membangun, tetapi Pemerintah Aceh harus mengawal. Dalam kerangka otonomi khusus, Aceh memiliki hak konstitusional untuk memastikan setiap sumber daya yang keluar dari tanahnya dikelola secara transparan dan adil.

Jika dari hasil pengeboran ditemukan mineral berharga, hasil itu wajib dicatat dalam non-tax revenue (PNBP) daerah, bukan menguap dalam rantai distribusi material proyek.

Kajian geologi seharusnya menjadi bagian dari tahapan perencanaan, bukan sekadar lampiran administratif. Universitas Syiah Kuala, BRIN, dan Pusat Survei Geologi semestinya dilibatkan dalam riset geokimia dan pemetaan struktur batuan sebelum konstruksi dimulai.

Bukan untuk menunda pembangunan, tapi untuk memastikan tidak ada kekayaan mineral yang hilang tanpa jejak.

Dalam perspektif filosofis Aceh, bumi bukan sekadar sumber daya, tapi bagian dari identitas. Tanoh nyan darah ureueng (tanah itu darah manusia). Maka menggali bumi tanpa ilmu dan nurani sama halnya menumpahkan darah sendiri.

Pembangunan yang sejati bukan hanya menembus gunung, tapi juga menembus kegelapan birokrasi dan kerakusan manusia.

Aceh butuh jalan penghubung, tapi juga butuh jembatan moral antara pembangunan dan keadilan sumber daya. Terowongan Geureutee seharusnya menjadi simbol integrasi wilayah, bukan simbol pengulangan sejarah eksploitasi. Karena jika tidak, proyek ini bisa saja berakhir seperti banyak kisah pembangunan di negeri ini yang megah di atas, tapi hampa di dalam.

Geureutee bukan sekadar gunung, ia adalah cermin Aceh. Di dalamnya tersimpan batuan tua, energi muda, dan mungkin juga moral yang diuji.

Di situlah pertemuan antara politik, geologi, dan kedaulatan rakyat diuji dalam satu lubang yang panjang dan gelap. Dan cahaya di ujung terowongan itu kelak akan menunjukkan satu dari dua hal berupa kemajuan yang jujur atau kecurangan yang disembunyikan dengan rapi.

Jika benar proyek ini akan segera dimulai, maka sejarah akan mencatat bukan seberapa panjang terowongan itu, melainkan seberapa dalam bangsa ini menggali nuraninya sebelum menggali gunungnya.

*Penulis adalah Wakil Ketua DPW APRI Aceh, Pemuda Barat Selatan Aceh
TAGGED:dpr acehEmas GeureuteeEnergi HijauGeopolitik Sumber DayaInfrastruktur AcehKorupsi InfrastrukturMineral Acehmualemmuzakir manafPembangunan Acehpemerintah acehpolitik Acehproyek strategis nasionalTerowongan Geureutee
Previous Article Bidhumas Polda Aceh berhasil meraih Penghargaan Proaksi Award Triwulan III Tahun 2025 dari KPPN Banda Aceh sebagai Satker dengan Capaian IKPA Sangat Baik. Bidhumas Polda Aceh Raih Penghargaan Satker Capaian IKPA Sangat Baik
Tidak ada komentar

Beri KomentarBatalkan balasan

Populer

Umum
Polisi Tangani Kasus Wakil Bupati Pidie Jaya Pukul Kepala SPPG di Trienggadeng
Kamis, 30 Oktober 2025
Kepala SPPG di Desa Sagoe Kecamatan Trienggadeng Muhammad Reza dan relawan serta koordinator wilayah melaporkan Wakil Bupati Pidie Jaya Hasan Basri ke pihak kepolisian Polres setempat, Kamis malam (30/10). (Foto: Ist)
Umum
BGN Laporkan Wakil Bupati Pidie Jaya ke Polisi Usai Pukul Kepala SPPG
Jumat, 31 Oktober 2025
Tokoh muda Pidie Jaya, Marjoni Abdul Thaleb
Umum
Premanisme Wakil Bupati Hasan Basri Permalukan Pidie Jaya Jelang MTQ Aceh
Kamis, 30 Oktober 2025
Kebakaran melanda asrama putra Dayah Babul Magfirah di Gampong Lam Alue Cut, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, Jumat dini hari (31/10). (Foto: Ist)
Umum
Asrama Putra Dayah Babul Maghfirah di Kuta Baro Terbakar
Jumat, 31 Oktober 2025
Wakil Bupati Pidie Jaya Hasan Basri meminta maaf
Umum
Usai Dirinya Viral Pukul Kepala SPPG, Wakil Bupati Pidie Jaya Minta Maaf
Jumat, 31 Oktober 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN DPRK SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN DPRK SABANG HARI SANTRI
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025
IKLAN DPRK SBG 2 TAYANG
IKLAN DPRK SBG 1
IKLAN DPRK SBG 3
IKLAN DPRK SBG 4

Berita Lainnya

Riza Syahputra
Opini

Semua Orang Adalah Pelayan, Cuma Beda Siapa yang Dilayani

Kamis, 30 Oktober 2025
Warga di Kecamatan Padang Tiji, Pidie, menolak ganti rugi murah lahan dan tanaman tumbuh untuk proyek Jalan Tol Sigli–Banda Aceh Seksi 1 Padang Tiji–Seulimuem. (Foto: Ist)
Aceh

Ketika Ganti Rugi Lahan Jalan Tol Padang Tiji Dihargai Satu Gelas Kopi per Meter

Kamis, 30 Oktober 2025
Pemerintah Aceh menerima Penghargaan Wirasena 2025 atas capaian Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Tahun 2024. (Foto: Ist)
Umum

Aceh Raih Penghargaan Wirasena atas Capaian Pembangunan Pemuda

Kamis, 30 Oktober 2025
Ilustrasi berkata kasar atau teumeunak di media sosial.
Aceh

DPRA Siapkan Aturan Bermedia Sosial: Dilarang Teumeunak dan Konten Maksiat, Satpol PP–WH Akan Awasi

Kamis, 30 Oktober 2025
Advokat asal Aceh Imran Mahfudi mengajukan permohonan uji materiil Pasal 22 dan Pasal 33 ayat (1) UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 2 Tahun 2011, ke Mahkamah Konstitusi (MK). (Foto: Ist)
Politik

Pengurus PKB Aceh Gugat ke MK, Minta Masa Jabatan Ketua Partai Dibatasi Dua Periode

Kamis, 30 Oktober 2025
Kebijakan Kementerian ESDM RI membuka peluang bagi Aceh ikut terlibat dalam pengelolaan sumber daya alam minyak dan gas bumi di wilayah laut sejauh 12 mil hingga 200 mil dari garis pantai atau offshore. (Foto: Ist)
Ekonomi

Kementerian ESDM Beri Kewenangan Aceh Kelola Migas Hingga 200 Mil Laut

Kamis, 30 Oktober 2025
Bupati Aceh Besar Muharram Idris (Syech Muharram)
Ekonomi

Harga Semen di Aceh Mahal, Bupati Aceh Besar Minta PT SBA Jangan Tambah Beban Masyarakat

Kamis, 30 Oktober 2025
Wagub Aceh Fadhlullah meninjau lokasi tol Padang Tiji-Seulimuem yang dilanjutkan pertemuan dengan warga setempat bersama Pangdam IM Mayjen TNI Joko Hadi Susilo dan Wakil Bupati Pidie Al Zaizi di Grong-grong, Pidie, Rabu (29/10). (Foto: Ist)
Aceh

Warga Tolak Harga Murah Ganti Rugi Lahan Tol di Padang Tiji, Wagub dan Pangdam Turun ke Pidie Cari Solusi

Rabu, 29 Oktober 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?