Pemilu 2024 Sekedar Basa-basi Demokrasi
Kondisi ini tentunya menjadi hambatan faktual bagi terwujudnya iklim demokrasi mengiringi Pemilu 2024, bahkan sangat berpeluang tampilnya bentuk otoritarian dalam potret kekuasaan mendatang.
Mencermati fenomena Pemilu 2024, dengan simpul konflik di lingkungan kekuasaan yang semakin akut, maka jika penyelenggaraan Pemilu 2024 tanpa adanya pressure dan pengawasan ketat oleh seluruh elemen bangsa, sudah dapat diprediksi paslon nomor 2 Prabowo-Gibran akan mudah merebut kursi Presiden RI periode 2024-2029.
Indikator dari prediksi tersebut antara lain, paslon nomor 2 akan memanfaatkan seluruh akses kekuasaan yang saat ini berada ditangannya.
Bagi Prabowo momentum Pemilu 2024 adalah last opportunity untuk merebut singgasana RI 1. Karena itu, majunya Prabowo kali ini didasarkan oleh pertimbangan dukungan full power penguasa, bukan atas dasar pertimbangan elektabilitas.
Bercermin pada kekalahan Prabowo di masa lalu, karena Prabowo tidak berada di inner circle kekuasaan dan tidak mendapat dukungan asing. Praktek menghalalkan segala cara, sudah dapat dipastikan akan terjadi massif dalam Pemilu 2024.
Bahkan grand skenario kemenangan capres yang mendapat restu penguasa, sudah dipersiapkan jauh sebelumnya. Mustahil nilai demokrasi dapat tumbuh dalam iklim politik yang otoriter dan kehidupan partai politik nasional yang tidak memberikan keteladanan berdemokrasi, ketika partai politik menjadi milik keluarga para oligarki.
Sangat disayangkan Pemilu 2024 dengan biaya yang sangat fantastik hanya menjadi ajang politik basa basi, namun dengan risiko semakin terbelahnya bangsa ini.
Karenanya tidak berlebihan jika Indonesia perlu bercermin kepada dinamika kehidupan politik di Aceh. Kita masih ingat Pilkada Aceh 2017 yang mengusung 3 paslon Gubernur Aceh dari elite GAM, tapi pesta demokrasi dapat berjalan pada koridor etika demokrasi, tanpa adanya kekerasan, intimidasi maupun kecurangan.
Nampaknya untuk berdemokrasi dibutuhkan pendidikan politik kesatria, tidak melulu berfikir tentang kekuasaan semata.