Perangai Gibran Mengolok Mahfud MD
Ketika itu, Nixon mengenakan jas berwarna abu-abu, sementara Kennedy mengenakan jas warna hitam pekat. Penonton melihat bahwa secara fisik, Kennedy kelihatan lebih elegan dan berwibawa dibanding Nixon yang mengenakan pakaian berwarna pucat.
Singkatnya, warna pakaian yang dipakai dalam berdebat pun, ikut menentukan persepsi penonton terhadap calon. Tatkala Michael Dukakis berhadapan dengan George Walker Bush dalam debat presiden di awal 1990-an, Dukakis bertanya ke Bush dengan niat menjatuhkan Bush.
“Bagaimana mungkin Anda mau berbicara tentang pengentasan kemiskinan di Amerika Serikat, sementara Anda tidak pernah merasakan kehidupan orang miskin. Anda kan adalah keturunan orang kaya,” kata Dukakis.
Dengan enteng Bush menjawab: “Untuk merasakan derita dan nestapa orang yang mengidap penyakit kanker, Anda tidak perlu ikut-ikut mengidap penyakit kanker,” tegas Bush.
Jawaban singkat yang logis tersebut, membuat pemirsa dan pemilih Amerika Serikat, menjatuhkan pilihan kepada Bush. Bukan ke Dukakis.
Pada 2014, terjadi perdebatan cawapres antara Hatta Rajasa yang berpasangan dengan Prabowo Subianto, berhadapan dengan Jusuf Kalla yang berpasangan dengan Jokowi. Hatta Rajasa bertanya ke Jokowi dengan nada pertanyaan yang pedas dan menohok: “Anda kan dua periode jadi Wali Kota Solo, tetapi Anda tidak pernah menerima penghargaan Kalpataru. Apa prestasi Anda kalau begitu?” tegas Hatta.
Mendengar itu, Jusuf Kalla meminta Jokowi agar dirinyalah yang menjawab pertanyaan itu. Jusuf Kalla pun langsung menjawab: “Penghargaan Kalpataru itu ditujukan untuk individu yang berjasa di bidang lingkungan. Mungkin yang dimaksudkan Pak Hatta adalah penghargaan Adipura, yang khusus diperuntukkan pada kota yang sukses. Karena pertanyaannya salah, maka saya pun tidak perlu menjawabnya,” kata Jusuf Kalla.
Jelas dengan logika yang tepat, penonton televisi memberi penilaian bahwa Jusuf Kalla memang cerdas, cekatan dan detail. Cocok memimpin bangsa. The power of logic, not the power of attraction.
Kami butuh kemampuan menjelaskan dengan logika, bukan dengan aksi panggung yang minus akhlak. Dalam catatan saya, Gibran juga mengarahkan tohokannya pada cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, dengan cara menyebut nama Tom Lembong beberapa kali, yang memang masuk dalam tim pemenangan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.