Adakah Anda dapat membaca kitab Tanbihul Maasyi Syeikh Abdurrauf As-Singkily mengatakan yang maujud terabagi dua:
1. Wujud Istiqlal/wujud yang berdiri sendirinya yaitu Allah
2. Wujud istifadhah/wujud makhluk limpahan dari pada wujud Allah
Begitu juga penyampaian dari pada Syeikh Abdul karim Al-Jily, mengembalikan dhamir Huwa dalam surat Al-ikhlas Kepada “Anta” dalam kata-kata “Qul” bahwa insan itu Allah. Yang dimaksud adalah insan yang telah fana wujudnya untuk dia bermarifat agar dia dapat bersama Allah.
Bilamana pandangan kita hilang wujud kita dalam wujudNya maka kita bersama Allah di dalam berma’rifat.
Ini adalah ajaran keshufian, jangan Anda bermakrifat dalam aqidah saja untuk membedakan sifat-sifat qadim dengan sifat-sifat yang baharu, tetapi anda harus berma’rifat keshufian bahwa tidak ada yang baharu/hilang dan hancur yang baharu bilamana ada yang qadim, karena yang baharu asalnya qadim, jangan anda menganggap itu ittihad dan hulul karena antara Khaliq dan makhluk tidak bisa bertempat dan tidak bersatu karena khaliq itu qadim dan makhluk itu baharu.
Maka ini penyampaian yang disampaikan kepada seluruh ulama-ulama Aceh dan pimpinan-pimpinan organisasi di Aceh. Saya ini (Abu H. Amran Waly) tidak mengajarkan Kitab Insan Kamil tapi membenarkan apa yang ada dalam Kitab Insan Kamil. Karena menjawab pertanyaan beberapa murid kepada saya seorang alim bukan orang bodoh.
Wahai ulama-ulama dan Tgk-Tgk belajarlah thariqat shufi, thariqat yang bisa membawa kepada haqiqat dan ma’rifat agar anda dapat martabat yang tinggi sebagaimana Syeikh Abdurrahman Al-Akhdhari mengatakan ”Kahabbadza thariqatu sufiyyah.. Tahdi ila martabatil aliyyah”. Alangkah baik thariqat shufi dapat membawa kepada martabat yang tinggi yaitu ma’rifat dan akhlak yang bagus.
Sekarang Aceh, baik pemerintah, ulama dan masyarakat biasa masih bersarang pada bathinnya kesombongan dan sifat-sifat akhlak yang jelek dimana-mana makanya Aceh tidak dapat kondusif aman dan sejahtera.
*Penulis ulama kharismatik Aceh dan Pimpinan Pusat MPTT Dunia